Berupaya Gulingkan Pemerintah, Hong Kong Tangkap 53 Aktivis di Pemilihan Legislatif

- 6 Januari 2021, 19:30 WIB
Polisi Hong Kong amankan 53 aktivitas yang berusaha menggulingkan pemerintah saat pemilihan legislatif.*
Polisi Hong Kong amankan 53 aktivitas yang berusaha menggulingkan pemerintah saat pemilihan legislatif.* /Anadolu Agency/Al Jazeera/

Baca Juga: 7 Gejala Stroke yang Mengejutkan, Harus Diketahui dan Lakukan Pencegahan

Pemilihan legislatif dijadwalkan pada September tahun lalu tetapi ditunda, dengan otoritas mengutip risiko virus corona. 

Tidak jelas siapa yang bisa mencalonkan diri sebagai oposisi dalam pemilihan berikutnya setelah penangkapan massal.

Maya Wang, peneliti senior China di Human Rights Watch, mengatakan penggerebekan dan penangkapan menunjukkan pihak berwenang China sekarang "menghapus lapisan demokrasi yang tersisa di kota".

Dalam operasi hari Rabu, polisi menggeledah kantor Institut Riset Opini Publik Hong Kong yang membantu mengatur pemilihan pendahuluan. Penyelenggara menghancurkan data lebih dari 600.000 orang yang memberikan suara segera setelah penghitungan berakhir.

Pengacara Amerika John Clancey ditangkap dalam penggerebekan firma hukum Ho, Tse, Wai & Partners, kata sumber di firma tersebut.

Kunjungan ke empat media, termasuk tabloid anti-pemerintah Apple Daily, adalah tentang "transaksi" dengan kelompok-kelompok pro-demokrasi dan tidak terkait dengan masalah pelaporan, kata polisi.

Baca Juga: Nasabah BRI Bakal Dapat BLT UMKM Rp2,4 Juta di 2021, Segera Cek NIK KTP di eform.bri.co.id

Undang-undang keamanan menghukum apa yang secara luas didefinisikan oleh China sebagai pemisahan diri, subversi, terorisme dan kolusi dengan pasukan asing hingga seumur hidup di penjara. Pihak berwenang mengatakan itu hanya akan menargetkan sekelompok kecil orang di kota berpenduduk 7,5 juta.

Pemerintah Hong Kong dan Beijing mengatakan sangat penting untuk menutup lubang yang menganga dalam pertahanan keamanan nasional yang terekspos oleh protes anti-pemerintah dan anti-China yang terkadang disertai kekerasan yang mengguncang pusat keuangan global pada tahun 2019.

Halaman:

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah