Baca Juga: Media Arab Soroti Bom Bunuh Diri Makassar, Gereja Disebut Jadi Sasaran Ekstremis di Indonesia
Baca Juga: Jadi Sorotan Media Israel, Aksi Bom Bunuh Diri di Makassar Mencekam dan Mendunia
Baca Juga: Makin Panas, 50 Pengunjuk Rasa Ditembak Mati Junta Militer Myanmar
Badai pasir yang melanda Beijing pada Minggu pagi mendorong tingkat polusi udara keluar dari grafik, mengubah langit menjadi kuning dan mengurangi matahari menjadi titik biru.
Badai itu adalah yang kedua menghantam ibu kota China dalam waktu kurang dari dua minggu dan terjadi setelah Biro Meteorologi Beijing mengeluarkan peringatan kuning (terendah kedua dalam sistem empat tingkat) pada hari Sabtu, 27 Maret 2021.
Ia juga memperingatkan angin kencang dan menyarankan warga untuk tinggal di rumah jika memungkinkan.
Pada siang hari pada hari Minggu, indeks kualitas udara kota telah berhenti naik, setelah mencapai angka maksimum 500.
Di platform media sosial Tiongkok, Weibo, netizen pun berbagi foto "matahari biru", fenomena langit yang pertama kali terlihat di langit di atas Beijing ketika badai pasir terjadi pada 15 Maret lalu.
Sebuah laporan Beijing Evening News mengatakan ilusi optik disebabkan oleh "hamburan Rayleigh", yang menjelaskan bagaimana warna yang menyusun sinar matahari disebarkan oleh partikel di udara.
Jarak pandang di Beijing turun menjadi kurang dari 1.000 meter pada hari Minggu, 28 Maret 2021.