RINGTIMES BANYUWANGI - Seorang ahli bedah membagikan kisahnya saat ia memerangi pandemi virus corona.
Sebelum akhirnya ia mencoba obat untuk Ebola yang membantunya mengalahkan penyakit COVID-19 dalam beberapa hari.
Bernama dr. Geraldine McGroarty, ia menggambarkan perasaannya seolah sedang tenggelam di dalam air yang kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Royal Free di London setelah dinyatakan positif COVID-19.
Baca Juga: Benarkah Bahwa Kabar Pemerintah Putuskan Tak Larang Mudik Lebaran? Simak Faktanya
Berdasarkan dokumen Accident and Emergency (A&E), ahli bedah berusia 30 tahun itu mendapati dirinya tengah berjuang untuk bernapas di tempat tidurnya saat di rumah sakit dan di bawah perawatan rekan-rekannya.
Dia bahkan mempertanyakan apakah akan selamat dari penyakit COVID-19 yang sedang dideritanya.
"Saya merasa sangat buruk, sangat lemah dan dengan demam 40 derajat Celcius yang tidak dapat dikendalikan," ujar dr. Geraldine McGroarty menceritakan hari dimana ia dirawat, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman The Sun.
Baca Juga: Pemerintah Pusat Tak Larang Mudik Lebaran 2020? Begini Faktanya
Di sana, dia diberi oksigen, hasil rontgen miliknya menunjukkan bahwa McGroarty mengalami pneumonia parah yang mempengaruhi paru-paru kirinya.
Pada hasil tes darah mengungkapkan tingginya tingkat penandaan inflamasi dalam aliran darahnya, yang mengindikasikan tubuhnya melawan infeksi parah.