Dukung SBY Bikin Partai Baru, Ossy Dermawan: Kubu Moeldoko Harus Terima Kenyataan Pahit

- 6 April 2021, 07:58 WIB
Ossy Dermawan sebut kubu Moeldoko harus terima kenyataan pahit karena sarankan SBY untuk mendirikan partai baru
Ossy Dermawan sebut kubu Moeldoko harus terima kenyataan pahit karena sarankan SBY untuk mendirikan partai baru /Kolase Foto Instagram.com @jokowi/@agusyudhoyono/

RINGTIMES BANYUWANGI – Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat, Ossy Dermawan menanggapi dukungan kubu Moeldoko agar Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendirikan partai baru.

Ossy Dermawan menyarankan kepada kubu Moeldoko untuk dapat menerima kenyataan pahit atas kekalahan yang dialami.

Pasalnya, pemerintah melalui Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), Yasonna Laoly telah menolak hasil kepengurusan Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang.

Baca Juga: Diskon Hingga 90% PLUS Voucher, Belanjaan Kamu Jadi Lebih Murah Lagi di Shopee Murah Lebay!

Selain menolak kepengurusan kubu Moeldoko, Menkumham juga menetapkan AHY sebagai Ketum Partai Demokrat yang sah, bukanlah Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko.

Oleh karena itulah, Ossy Dermawan menyarankan kubu Moeldoko menerima keabsahan Partai Demokrat dibawah ketum AHY.

“Pemerintah telah mengakui keabsahan Partai Demokrat di bawah Ketum AHY. Saran saya, kubu KSP Moeldoko harus belajar menerima kenyataan pahit ini,” tulis Ossy Dermawan dari akun Twitter pribadinya, @OssyDermawan, Selasa, 6 April 2021.

Baca Juga: Tak Percaya Aksi Terorisme Ditunggangi, Sutiyoso: Aku Percaya itu Nyata

Baca Juga: Politikus Demokrat Desak KPK Langsung Menahan Bupati Bandung Barat Soal Suap Dana Covid-19

Sebelumnya, Moeldoko bersama kelompoknya telah memberikan pernyataan yang menjadi sorotan publik terkait polemik internal Partai Demokrat yang masih bergejolak hingga saat ini.

Muhammad Rahmad, politisi dibawah naungan kubu Moeldoko ini memberikan pernyataan bahwa pihaknya menyarakan SBY untuk dirikan partai baru meninggalkan Partai Demokrat.

Hal ini karena Partai Demokrat yang sekarang sudah berada dibawah kepemimpinan Ketua Umum (Ketum) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Baca Juga: Munarman Disebut akan Meledakkan Bom di Sidang HRS, Refly Harun: Harus Diserahkan ke Aparat

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Dana Insentif bagi Masyarakat, Antisipasi Dampak Pelarangan Mudik

Bahkan Muhammad Rahmad mengaku bahwa pihaknya akan selalu mendukung SBY bila benar-benar mendirikan partai baru.

Muhammad Rahmad menyebut pendirian partai baru ini perlu dilakukan SBY untuk memberikan rasa keadilan kepada para pendiri Partai Demokrat yang sudah berdarah-darah pada 2001.

Selain itu, hal tersebut juga dapat mencegah stigma dari para pendiri yang berpikir bahwa AHY telah mengambil partai yang telah mereka dirikan.

Baca Juga: Aturan Mudik Lebaran Sudah Final, Budi Karya: Berlaku Sebelum atau Sesudah 6 Mei

Baca Juga: BMKG Sebut akan Ada Siklon Seroja di NTT Pukul 1 Dini Hari: Waspadai Badai Petir

Perihal nama partai, Rahmad mengutarakan bahwa ada yang mengusulkan untuk diberi nama PKC (Partai Keluarga Cikeas).

Akan tetapi, Rahmad menyampaikan bahwa kubunya dan para pendiri partai memberikan kebebasan kepada SBY untuk menentukan sendiri perihal nama partai ini.

Tak memberikan saran kepada SBY, Juru Bicara Partai Demokrat kubu Moeldoko, Muhammad Rahmad menyebut, kubunya berniat mengusulkan AHY untuk kali kedua sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.

Baca Juga: Pelindo III Bagi-bagi Saldo Link Aja Rp500 Ribu hingga 19 April 2021, Begini Caranya

Baca Juga: BNPB: 55 Orang Meninggal Akibat Banjir Bandang NTT, 6 Kabupaten Terdampak

Dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari berita Galamedia.Pikiran-Rakyat.com berjudul Usai Dukung AHY, Moeldoko Cs Dukung SBY Buat Partai Baru, Anak Buah SBY: Demokrat di Bawah AHY Telah Diakui

Hal tersebut didasarkan pada keseriusan AHY dalam berkarier di dunia politik.

Keseriusan tersebut dapat terlihat dari keputusan AHY yang secara mendadak mengundurkan diri dari dunia militer yang sudah membuat namanya besar.

Baca Juga: dr. Gia Komentari Kehadiran Jokowi di Pernikahan Atta dan Aurel: Ini Bukan Kegiatan Negara

Baca Juga: Bantuan Darurat Segera Diturunkan untuk Korban Banjir di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur

Tentunya, keputusan SBY yang meminta AHY berhenti dari militer dengan pangkat mayor adalah pertimbangan AHY yang akan diusung menjadi Gubernur DKI Jakarta.***(Dharma Anggara/Galamedia.Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Suci Arin Annisa

Sumber: galamedia.pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x