Pengamat Kebijakan Publik Minta Pemerintah Tunjukan Keadilan untuk Pemudik Lebaran

- 8 Mei 2021, 11:12 WIB
Pengamat kebijakan publik Jehansyah Siregar meminta kepada pemerintah untuk menunjukan rasa keadilan antara larangan bagi pemudik lebaran dan kedatangan WNA China ke Tanah Air
Pengamat kebijakan publik Jehansyah Siregar meminta kepada pemerintah untuk menunjukan rasa keadilan antara larangan bagi pemudik lebaran dan kedatangan WNA China ke Tanah Air /kabar-priangan.com/Agus K/

RINGTIMES BANYUWANGI - Pengamat Kebijakan Publik Jehansyah Siregar memberikan tanggapan terkait fenomena larangan mudik lebaran, sementara ada warga negara asing yang masuk ke Tanah Air.

Dua sisi antara pemerintah yang melakukan larangan mudik menjelang lebaran dan ada 85 warga negara asing asal China yang masuk ke Indonesia sampai saat ini sangat menggemparkan publik.

Bahkan tak sedikit hal itu menuai tanggapan dari banyak pihak, ada yang mempertanyakan rasa keadilan, bahkan ada pula yang menyayangkan pemerintah yang menerima kedatangan WNA itu.

Baca Juga: dr. Tirta Tidak Setuju Ada Larangan Mudik, Sebut Pemerintah Tak Mau Disalahkan

Jehansyah Siregar menyebutkan bahwa fenomena tersebut adalah dua kebijakan yang berbeda dari pemerintah.

Hal ini disampaikan Jehansyah Siregar saat ditanya secara virtual pada sebuah acara 'Apa Kabar Indonesia' yang diunggah di kanal YouTube tvOneNews.

Jehansyah Siregar mengatakan satu sisi terkait larangan mudik lebaran itu merupakan upaya pemerintah untuk menekan angka kasus penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Rocky Gerung Ungkap Diskriminasi Mudik Lebaran yang Terhalang Panser Tank TNI

"Memang terkait dengan libur lebaran, ini memang sangat berpotensi untuk penyebaran Covid-19 di daerah-daerah," kata Jehansyah Siregar, sebagaimana dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari video yang diunggah di kanal YouTube tvOneNews pada Sabtu, 8 Mei 2021.

Jehansyah Siregar menyayangkan kedatangan WNA China yang bertepatan dengan larangan mudik lebaran.

"Sedangkan kedatangan warga negara China itu sebenarnya isunya kan ke tenagakerjaan, karena datangnya mereka ke Indonesia tepat disaat mudik," ungkapnya.

Baca Juga: Sementara Larangan Mudik bagi WNI, Puluhan TKA China Disebut Masuk untuk Proyek Jokowi

Menurut Jehansyah Siregar, hal inilah yang menyebabkan munculnya berbagai persepsi publik terkait pemerintah membebaskan WNA China masuk dengan mudahnya ke Indonesia.

"Jadi memberikan persepsi ke masyarakat bahwa pemerintah itu seolah-olah membebaskan begitu ya," katanya.

Jehansyah Siregal menilai akan lebih baik bila ketenangakerjaan asing itu masuk ke Indonesia seusai lebaran untuk meminimalisir persepsi tersebut.

Baca Juga: Kepala Satgas Covid-19 Imbau Larangan Mudik, Singgung Harus Belajar dari Kasus India

"Nah ini yang sebenarnya dari sisi kebijakan ketenagakerjaan itu ya mbok ya bisa ditahan dulu nanti sesudah lebaran misalnya sehingga tidak muncul isu," ujarnya.

Bahkan menurut Jehansyah Siregar, lebih baik lagi bila pemerintah menunjukan prosedur yang dilalui WNA itu yang sangat ketat karena pemudik juga dirazia di berbagai titik penyekatan.

"Sesudah pun mereka datang di bandara itu kan bisa ya sebenarnya ditunjukkan prosedurnya bahwa mereka itu melalui semua prosedur dengan sangat ketat," kata Jehansyah Siregar.

Baca Juga: TKA Boleh Masuk Saat Warga Dilarang Mudik, Tagar Tumbangkan Boneka Tiongkok Bergaung

"Karena pada saat yang sama di dalam negeri, pemerintah sedang merazia semua titik-titik penyekatan itu," tambahnya.

Jehansyah Siregar turut menilai bahwa hal inilah yang juga menyebabkan kemunculan rasa ketidakadilan di dalam masyarakat yang hendak mudik lebaran.

"Ini kan rasa keadilan masyarakat. Ini yang tidak ditunjukkan dan ini masalah humas menurut saya," katanya.

Baca Juga: Ada 18 Juta Warga Indonesia Nekat Mudik Lebaran Meski Dilarang, Simak Tanggapan Menhub

Menurut pandangan Jehansyah Siregar, hanya karena penyampaian kepada masyarakat yang tidak begitu menyeluruh, sehingga timbullah persepsi ketidakadilan publik.

"Padahal kalau kita lihat tadi, semua prosedur itu diikuti. Nah cuma penyampaiannya saja ke masyarakat masih kurang menurut saya," tuturnya.***

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah