35 Kecamatan di Cirebon Masuk Zona Merah, Camat Anwar: di Desa Masih Aman

22 Juni 2021, 06:15 WIB
Ilustrasi Covid-19 yang semakin merajalela di Cirebon Jawa Barat. /Unsplash.com/Mintin Sanchez/

RINGTIMES BANYUWANGI – Kecamatan di Cirebon Jawa Barat hampir sebanyak 35 dari 40 kecamatan yang ada masuk zona merah, empat zona merah, dan satu zona kuning, seperti yang disampaikan Satgas Penanganan Covid-19 di daerah tersebut.

Kecamatan di Cirebon Jawa Barat setiap hari penambahan kasusnya rata-rata di atas 150 0rang.

Daerah-daerah pada kecamatan di Cirebon Jawa Barat, penyebaran Covid-19 sepekan terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan, bahkan pada hari Minggu, 20 Juni 2021 mencapai sebanyak 228 orang.

Baca Juga: Banyuwangi Prosentase Penyerapan Vaksin Tertinggi di Jawa Timur, Bupati Ipuk: Harus Waspada

“Penambahan terkonfirmasi positif Covid-19 setiap hari rerata di atas 150 orang,” kata Eni Suhaeni, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Senin 21 Januari 2021.

Eni juga membenarkan bahwa memang sebanyak 35 kecamatan di Kabupaten Cirebon masuk zona merah. Dirinya juga mengatakan bahwa dengan daerahnya terus meningkat untuk kasus terkonfirmasi positif Covid-19.

Pemkab Cirebon saat ini sedang menyiapkan penambahan tempat tidur di dua rumah sakit, yakni RSUD Arjawinangun dan Waled.

Baca Juga: Viral Tagar Tangkap Gubernur Jatim, Ramai Tuntutan Khofifah Agar Segera Dipenjarakan

Di tempat lain, Camat Mundu, Anwar Sadat mengatakan bahwa Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, saat ini menjadi salah satu dari 35 kecamatan yang masuk zona merah penyebaran Covid-19.

“Dari informasi yang kami terima masuk zona merah, tapi untuk sebaran Covid-19 di desa-desa masih aman terkendali,” kata Anwar dilansir dari ANTARA.

Anwar mengatakan bahwa salah seorang pegawai di Kantor Kecamatan Mundu terkonfirmasi positif Covid-19, untuk itu pelayanan administrasi ditutup sementara hingga hasil tes usap keluar.

Baca Juga: Sempat Turun Sejak Januari, Penambahan Kasus Covid-19 Banyuwangi Kembali Meningkat

Menurutnya, keputusan untuk menutup layanan administrasi dilakukan dalam rangka meminimalkan penyebaran Covid-19. Di samping itu, semua pegawai di kecamatan juga menjalani tes usap karena telah terjadi kontak erat.

“Ada 20 pegawai yang mengikuti tes usap, dan ketika hasilnya keluar, maka pelayanan juga akan dibuka kembali,” tutup Anwar.***

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler