RINGTIMES BANYUWANGI - Kepala Ilmuwan World Health Organization (WHO), Soumya Swaminathan memberi peringatan soal penyebaran Omicron.
Ia menghimbau agar masyarakat di seluruh dunia tidak menganggap varian Covid-19 Omicron lebih ringan daripada varian yang lain.
"...Mungkin tidak bijaksana untuk duduk dan berpikir ini adalah varian ringan, itu tidak akan menyebabkan penyakit parah, karena saya pikir dengan jumlah yang meningkat semua sistem kesehatan akan berada di bawah tekanan," kata Soumya, dikutip dari Reuters pada Selasa, 21 Desember 2021.
Baca Juga: Kasus Omicron di Indonesia Jadi 3 Pasien, Kemenkes Beberkan Penyebabnya
Dirinya menambahkan bahwa kemungkinan persepsi tersebut didasari oleh data awal pada beberapa kasus di Afrika Selatan yang memberi kesan tingginya kekebalan tubuh para penduduk.
"Sekarang ada bukti yang konsisten bahwa Omicron menyebar secara signifikan lebih cepat daripada varian Delta," kata direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus
Tedros juga mengatakan bahwa kemungkinan orang yang sudah divaksinasi dan sembuh dari Covid-19 akan tetap terinfeksi varian Omicron.
Baca Juga: Dua Kasus Baru Omicron Terkonfirmasi, Pemerintah Imbau Masyarakat Tetap Waspada
Sementara ini, sudah ada beberapa kasus baru Omicron yang masuk di Indonesia, yang mana kasus pertama terdeteksi di Rumah Sakit Wisma Atlet Jakarta.
Kasus itu terjadi pada seorang petugas kebersihan berinisal N yang mengaku tidak pernah melakukan perjalan ke luar negeri.
Dalam hal ini, kasus tersebut merupakan kasus transmisi lokal. Pasien terkonfirmasi bisa saja bukan orang yang pertama terinfeksi varian Omicron di Indonesia.
Baca Juga: Kasus Omicron Pertama Ada di RS Wisma Atlet Jakarta, Epidemiolog: Ini Kasus Transmisi Lokal
Terlebih, gejala yang ditimbulkan hanyalah gejala ringan, bahkan tidak terasa.
Sehingga, orang yang terinfeksi tetap merasa sehat dan melakukan aktivitas biasa di tempat umum, tanpa sadar ia menyebarkan virus pada orang lain.
Berkaca dengan situasi tersebut, penyebaran Omicron memanglah lebih cepat dari varian Covid-19 lainnya.***