RINGTIMES BANYUWANGI – Upaya Amerika Serikat dan Inggris untuk menekan sanksi diperluas ke ekspor minyak dan gas Rusia mendapatkan pukulan telak dari Pemerintah Jerman.
Pasalnya, Pemerintah Jerman dengan tegas menolak bahwa pihaknya tidak akan memboikot minyak dan gas Rusia.
Hal itu dilakukan oleh Pemerintah Jerman karena akan berdampak pada jutaan rumah yang ada di seluruh negeri tanpa pemanas.
Komentar yang menolak dengan tegas gagasan dari AS dan Inggris tersebut disampaikan oleh Kanselir Jerman, Olaf Scholz.
"Eropa dengan sengaja membebaskan ekspor energi Rusia dari sanksi. Saat ini tidak ada cara lain untuk mengamankan pasokan energi Eropa untuk pemanas, untuk mobilitas, untuk pasokan listrik dan untuk industri,” katanya, dikutip dari Pikiranrakyat.com melalui The Telegraph, Rabu, 9 Maret 2022.
"Oleh karena itu sangat penting untuk layanan kepentingan umum dan kehidupan sehari-hari warga kami," ujarnya.
Ia menegaskan Jerman akan terus membeli gas alam Rusia seperti minyak, hingga batu bara meskipun ada invasi Rusia di Ukraina.
Menurut Olaf Scholz, Jerman dan Eropa terlalu tergantung pada impor energi Rusia untuk listrik, pemanas dan produksi industri lainnya.
"Pasokan energi Eropa untuk pemanas, untuk mobilitas, untuk pembangkit listrik dan untuk industri tidak dapat diamankan sebaliknya saat ini," katanya, dikutip dari WSJ.
Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-rakyat.com dengan judul Jerman Menolak Boikot Minyak dan Gas Rusia, Pukulan Telak bagi AS-Inggris
Energi Rusia, lanjutnya, sangat penting untuk kehidupan sehari-hari warga Jerman.
Sanksi Barat telah memberikan pukulan serius terhadap ekonomi Rusia, salah satunya penurunan mata uang Rubel yang mencapai 30 persen.
Ekspor minyak dan gas saat ini menjadi andalan ekonomi Rusia dengan nilai 235,5 miliar dolar AS tahun 2021 lalu.*** (Julkifli Sinuhaji/Pikiran Rakyat)