Network
RINGTIMES BANYUWANGI - Sejak dilakukan pada 24 Februari 2022 lalu, serangan tank dan rudal Rusia tak hanya meluluhlantakkan Ukraina, namun juga mengancam pasokan makanan dan mata pencaharian orang-orang di Eropa, Afrika, dan Asia.
Hal tersebut karena ketiga wilayah itu sangat bergantung pada lahan pertanian yang luas dan subur di wilayah Laut Hitam, atau yang dikenal dengan 'keranjang roti dunia'.
Akibat dari serangan Rusia itu memaksa petani Ukraina mengabaikan ladang mereka karena jutaan orang telah melarikan diri, melawan, bahkan mencoba untuk bertahan hidup.
Terlebih, pelabutan yang digunakan untuk mengirim gandum dan makanan pokok lainnya ke seluruh dunia ditutup.
Artikel ini sebelumya telah terbit di Pikiran-Rakyat.com dengan judul: Perang Rusia dan Ukraina Ancam Pasokan Makanan Dunia
Padahal, gandum dan makanan pokok itu biasanya untuk membuat roti, mi, dan juga pakan ternak.
Meski hingga saat ini belum ada gangguan global terhadap pasokan gandum, namun harga sudah mulai melonjak 55 persen sejak seminggu sebelum invasi di tengan kekhawatiran yang bisa terjadi selanjutnya.
Baca Juga: Vladimir Putin Sebut Akan Lanjutkan Invasi, Kecuali Jika Ukraina Nyatakan 'Menyerah'
Selain itu, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari AP News, direktur Dewan Biji-bijian Internasional Arnaud Petit mengatakan, hal lain yang lebih mengkhawatirkan adalah, jika perang berkepanjangan, negara-negara yang bergantung pada ekspor gandum terjangkau dari Ukraina bisa menghadapi kekurangan mulai Juli.***(Puji Fauziah/Pikiran-Rakyat.com)
