Ukraina: Situasi di Kota Mariupol Kritis Akibat Kepungan, Warga Sipil Terjebak di Kota

- 12 Maret 2022, 17:20 WIB
Situasi di Kota Mariupol, Ukraina tengah kritis karena terjadi kepungan, banyak warga sipil yang terjebak.
Situasi di Kota Mariupol, Ukraina tengah kritis karena terjadi kepungan, banyak warga sipil yang terjebak. /Reuters//

RINGTIMES BANYUWANGI- Situasi di beberapa daerah Ukraina semakin memburuk. Salah satunya adalah Kota Mariupol. 

Dilansir dari Aljazeera, Ukraina menyampaikan bahwa situasi di kota pelabuhan Laut Hitam Mariupol sekarang ‘kritis’. Pasukan Rusia tengah melanjutkan kampanye pemboman mereka di seluruh negeri seperti Kharkiv dan Dnipro.

Akibat kepungan yang terjadi terhadap Kota Mariupol, Penasihat Kementerian Dalam Negeri Vadym Denysenko menyatakan keraguan bahwa upaya terbaru untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke kota tersebut akan berhasil, serta upaya baru untuk mengevakuasi warga sipil Ukraina tampaknya telah gagal.

Baca Juga: Wanita Ukraina Tewas oleh Tank Rusia Saat Membantu Ibunya yang Sedang Sakit

“Situasinya kritis,” kata Denysenko yang dikutip dari Aljazeera.

Dewan kota mengatakan setidaknya ada 1.582 warga sipil telah tewas di Mariupol sejak Rusia melakukan invasi pada 24 Februari. Namun Rusia membantah menargetkan warga sipil dalam ‘operasi khusus’ untuk melucuti senjata Ukraina dan menggulingkan para pemimpin yang disebutnya "neo-Nazi". 

Sebelum terjadi invasi besar-besaran, Mariupol merupakan kota yang memiliki 400.000 penduduk. Kota yang strategis itu kini harus menerima keadaan di mana tidak ada listrik maupun air. 

Baca Juga: Usai Dibanjiri Sanksi, Presiden Rusia, Vladimir Putin Siap Balas Dendam: Ini Adalah Respons Logis

Upaya yang dilakukan untuk melakukan gencatan senjata lokal serta membuat jalan keluar aman nampaknya telah gagal karena masing-masing pihak terus menyalahkan satu sama lain. 

Minggu ini telah terjadi sebuah serangan yang menghancurkan rumah sakit di Mariupol. Tiga orang dinyatakan tewas akibat serangan tersebut.

Walikota Vadym Boychenko mengatakan pesawat tempur Rusia telah menargetkan daerah pemukiman di kota setiap 30 menit pada hari Kamis dan membunuh warga sipil, orang tua, wanita hingga anak-anak.

Baca Juga: Klarifikasi Usai Tembakkan Rudal ke Pakistan, India Sebut 'Tak Sengaja'

Presiden Ukraina, Volodymr Zelenskyy menuduh Moskow telah meluncurkan ‘serangan tank’ yang menargetkan koridor kemanusiaan. Padahal ia tengah berusaha mengirim konvoi untuk mencoba mendapatkan makanan, air, dan obat-obatan di kota.

Zelenskyy dan pejabat tinggi Barat juga menuduh Rusia melakukan ‘kejahatan perang’ atas pemboman sebuah rumah sakit anak-anak yang menurut pejabat setempat telah menewaskan tiga orang, termasuk seorang gadis muda.

Menurut data dari Aljazeera, di antara warga yang terperangkap di Mariupol terdapat 86 warga Turki, termasuk 34 anak-anak, yang berlindung di sebuah masjid.

Baca Juga: Jika Lelucon Tempur Anggota NATO ke Ukraina Masih Ada, Joe Biden: Siap-siap Perang Dunia 3

Invasi yang terjadi sejak 24 Februari 2020 ini terus memakan korban. Bahkan salah satu pusat Kota Dnipro yang merupakan kota terbesar ketiga di Ukraina dan dianggap sebagai tempat yang relatif aman juga mendapatkan serangan. 

Tiga serangan udara di Dnipro menewaskan sedikitnya satu orang pada hari Jumat, menurut layanan darurat negara yang dilansir dari Aljazeera.***

Editor: Shofia Munawaroh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah