Usai Dibanjiri Sanksi, Presiden Rusia, Vladimir Putin Siap Balas Dendam: Ini Adalah Respons Logis

- 12 Maret 2022, 13:03 WIB
Vladimir Putin nyatakan siap balas dendam akan sanksi yang dijatuhkan pada Rusia.
Vladimir Putin nyatakan siap balas dendam akan sanksi yang dijatuhkan pada Rusia. /Twitter/

RINGTIMES BANYUWANGI - Ancaman akan lakukan pembalasan dendam diutarakan oleh Vladimir Putin, setelah Rusia dibanjiri sanksi oleh negara-negara Barat, terutama di sektor ekonomi.

Tak hanya itu, apabila negara-negara Barat terus menekan ekonomi Rusia, Vladimir Putin berjanji akan membuat harga pangan di dunia melonjak.

"Rusia dan (sekutunya) Belarusia adalah pemasok pupuk mineral terbesar. Jika (negara-negara Barat) terus menciptakan masalah untuk pembiayaan dan logistik pengiriman barang-barang kami, maka harga akan naik dan ini akan mempengaruhi produk akhirnya, produk makanan," kata Vladimir Putin.

Baca Juga: Jatuhkan 'Salah' ke Barat atas Lonjakan Harga Energi Dunia, Vladimir Putin Ungkap Kebenarannya

Bahkan menurut informasi terbaru, Rusia menetapkan larangan untuk ekspor 200 jenis barang, termasuk alat medis, telekomunikasi, peralatan pertanian, dan listrik hingga akhir tahun 2022.

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-Rakyat.com dengan judul: Vladimir Putin Siap Balas Dendam Usai Rusia Dibanjiri Sanksi, Harga Makanan di Dunia Bakal Naik

"Langkah-langkah ini adalah respons logis terhadap apa yang dijatuhi pada Rusia," sebut Kementerian Ekonomi Rusia.

Selain itu, Vladimir Putin juga mengancam akan mengambil alih aset milik perusahaan-perusahaan yang memutuskan angkat kaki dari Rusia.

Baca Juga: Diduga Luncuran dari India, Rudal Supersonik Menghantam Wilayah Kota Mian Channu, Pakistan Timur

"Kami perlu menindak tegas perusahaan yang akan menghentikan produksi mereka. Kami akan mengalihkan perusahaan ini kepada perusahaan lain yang ingin tetap beroperasi di Rusia," ujar Vladimir Putin.

Setidaknya, ada 59 perusahaan yang terancam diambil alih. Di antaranya Apple, Microsoft, Toyota, McDonald's, IBM, Shell, Porsche, H&M hingga Volkswagen.

Menanggapi gertakan balas dendam Vladimir Putin, para ahli di Inggris mengklaim bahwa sanksi tersebut dapat memicu inflasi hingga 9,5 persen.

Baca Juga: Senjata Super Mematikan Digunakan oleh Rusia Selama Invasi ke Ukraina, Sanggup Buat Tubuh Menguap

Hal serupa turut diungkapkan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, yang mengakui bahwa hal tersebut dapat menyebabkan harga sejumlah komoditi semakin mahal.

"Ini mungkin periode yang bergelombang, tapi kami akan melewatinya secepat dan sebaik mungkin," tutur dia dikutip Pikiran-rakyat.com (PR) dari Express pada 11 Maret 2022.

Sebelumnya, Vladimir Putin memerintahkan pasukan Rusia untuk melakukan invasi besar-besaran ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.

Baca Juga: Dampak Invasi dan Meluasnya Russophobia, Seorang Gadis Rusia Diserang Warga Ukraina di Spanyol

Sejak awal invasi, PBB mencatat setidaknya 1.335 warga sipil menjadi korban, dengan 474 di antaranya tewas dan 861 mengalami luka-luka.(Elfrida Chania S/Pikiran-Rakyat.com)***

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x