RINGTIMES BANYUWANGI – Kota Shanghai, China mulai memberlakukan pelonggaran lockdown setelah menerima laporan tidak ada kasus positif Covid 19 dalam 14 hari belakangan terhitung sejak hari Sabtu, 9 April 2022.
Pengujian tersebut dibuktikan ketika kota Shanghai melaporkan sekitar 23.000 kasus tidak menunjukkan gejala Covid 19. Belakangan pelonggaran lockdown dipertimbangkan karena kesenjangan dalam distribusi bahan-bahan pokok.
Diketahui sejak 28 Maret kota Shanghai dilakukan lockdown secara ketat untuk menghindari persebaran virus Covid 19 lebih besar namun menyebabkan keluhan banyak dari penduduk tentang kekurangan makanan dan kebutuhan dasar.
Baca Juga: Seluruh Penumpang dan Kru China Eastern Airlines Dinyatakan Tewas, Usai Pencarian Selama 6 Hari
Dilansir dari laman TIME pada Senin, 11 April 2022, kota yang memiliki populasi sekitar 26 juta penduduk itu sedang diuji coba dengan langkah-langkah baru, yaitu beberapa daerah diklasifikasikan sebagai "pencegahan", "dikendalikan", dan "terkunci”.
Namun menurut Wakil Walikota Shanghai, Zong Ming kepada pers pengujian itu kembali lagi tergantung pada hasil putaran pengujian terbaru.
Warga di daerah yang dianggap berhati-hati tanpa infeksi dalam dua minggu terakhir akan dapat bergerak di sekitar distrik mereka, meskipun pertemuan masih akan tetap dibatasi.
Baca Juga: China Mulai Longgarkan Protokol Kesehatan Covid-19, Dua Hajatan Besar Telah Usai
Sementara itu, di wilayah yang terkendali, warga dapat bergerak di lingkungan yang lingkupnya lebih kecil dari distrik, sedangkan wilayah yang terkunci mengharuskan semua orang untuk tetap berada di rumah.