Karena demo terus berlangsung, akhirnya pemerintah mulai menanggapi seruan masyarakat.
Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa akhirnya bersedia berbicara dengan para demonstran.
"Perdana menteri siap memulai pembicaraan dengan para pengunjuk rasa di Galle Face Green," kata juru bicara kantornya, dikutip dari Al Jazeera.
“Jika pengunjuk rasa siap bahas proposal mereka untuk menyelesaikan krisis bangsa saat ini, maka perdana menteri siap mengundang perwakilan mereka untuk berunding,” ujarnya lagi.
Baca Juga: Annunziata Murgia, Nenek Berusia 90 Tahun yang Kembali Sekolah Setelah Perang Dunia Kedua
Aliansi oposisi utama, Samagi Jana Balawegaya (SJB) menyatakan presiden dan perdana menteri hanya memiliki waktu seminggu untuk mundur.
Jika tidak, oposisi mengancam akan mengajukan mosi tidak percaya di hadapan parlemen atas kedua pimpinan Sri Lanka itu.
“Stabilitas politik adalah prasyarat untuk pembicaraan IMF. Rakyat tidak percaya pada pemerintahan ini,” kata Penyelenggara Nasional SJB, Eran Wickramaratne.*** (Mitha Paradilla Rayadi/Pikiran-Rakyat.com)