Setelah itu, Supriyanto juga merambah ke alat musik lainnya seperti boxdrum dan julidu.
Kini terdapat 8 pekerja yang merupakan pemuda sekitar di bengkel pembuatan alat musik milik Supriyanto.
Selain Supriyanto, UMKM lainnya yang mulai bangkit adalah bordir sarung dan mukena milik H. Usman, yang lokasinya tidak jauh dari bengkel milik Supriyanto.
Usaha keluarga itu mulai kembali bangkit. Bordiran sarung dan mukena milik H Usman, telah dipasarkan di berbagai daerah seperti Malang, Balikpapan, juga ekspor ke Malaysia.
"Karena ini bisnis keluarga, kami biasanya kirim ke Malang tempat saudara saya. Dari situlah mulai disebar, dan hingga ekspor ke Malaysia," ungkap Usman.
Baca Juga: Gelar Festival Nuzulul Quran, Bupati Ipuk Ucapkan Terima Kasih pada Para Ulama
Meski baru dirintis selama tiga tahun, dan sempat terdampak pandemi Covid-19, ia menjelaskan bordir sarung dan mukena ini kian banyak menerima pesanan.
Bupati Ipuk bangga dan mengapresiasi semangat pantang menyerah para pelaku UMKM. "Terima kasih untuk tidak menyerah dengan keadaan," ungkap Ipuk.
Itulah yang membuat dalam program Bunga Desa, Bupati Ipuk mengusung spirit baru, Banyuwangi Rebound, sebuah gerakan multisektor untuk membawa Banyuwang bangkit dari dampak pandemi.
"Kami kembali gerakkan program Bunga Desa ini untuk menularkan spirit Banyuwangi Rebound sampai ke desa-desa. Kami ingin mengajak semua bergerak bersama," kata Ipuk.