Tradisi unik lainnya yakni Tundikan (si penari melempar sampur secara acak ke arah penonton).
Menariknya, siapapun yang terkena lemparan sampur tersebut harus bersedia naik ke meja yang telah disediakan dan harus menari bersama si penari seblang.
Apabila ia tidak bersedia naik, maka roh halus yang bersemayam dalam tubuh si penari akan merajuk.
Baca Juga: Pendaki Hilang Asal Bondowoso di TWA Kawah Ijen Banyuwangi Ditemukan dengan Selamat
Tradisi unik berikutnya yakni lungsuran, yang merupakan ritual akhir dari tatanan acara Seblang Olehsari.
Menurut penuturan Sunaryo, tradisi lungsuran tersebut yakni ritual memandikan para pelaku adat, si penari seblang, sinden dan sejumlah orang lainnya serta benda-benda terkaitnya dengan air bunga yang sudah dibacakan doa oleh pawang.
"Lungsuran itu tradisi memandikan para pelaku adat, si penari seblang, sinden dan sejumlah orang lainnya, serta benda-benda terkait seperti sampur, dengan air bunga yang sudah dibacakan doa oleh pawang," sebut Sunaryo.
Sunaryo menyebutkan, tradisi tersebut berlaku sebagai penutupan dan isyarat untuk para roh halus untuk kembali ke tempat asalnya.
"Ibaratnya mengisyaratkan kepada roh halus, 'sudah selesai acaranya, silahkan pulang'," pungkas Sunaryo.***