Network
Kurikulum Merdeka, kata Nadiem, yang berawal dari upaya untuk membantu para guru dan murid di masa pandemi terbukti mampu mengurangi dampak hilangnya pembelajaran.
“Setidaknya sampai saat ini Kurikulum Merdeka telah diterapkan di lebih dari 140.000 satuan pendidikan di seluruh Indonesia” imbuhnya.
Kini, anak-anak tidak perlu lagi khawatir dengan tes kelulusan karena Asesmen Nasional yang digunakan sekarang tidak bertujuan untuk “menghukum” guru atau murid, tetapi sebagai bahan refleksi agar guru terus terdorong untuk belajar.
Baca Juga: Lapas Banyuwangi Bagikan Santunan kepada Yatim Piatu dalam Tasyakuran HBP ke-58
“Supaya kepala sekolah terus termotivasi untuk meningkatkan kualitas sekolahnya menjadi lebih inklusif dan bebas dari tiga dosa besar pendidikan,” harapnya.
Nadiem pun menyebutkan bahwa semangat yang sama sudah ditunjukkan oleh para seniman dan pelaku budaya, yang sekarang mulai bangkit lagi, mulai berkarya lagi dengan lebih merdeka.
“Itu semua berkat kegigihan kita untuk melahirkan terobosan dana abadi kebudayaan dan kanal budaya pertama di Indonesia yang berdampak tidak ada lagi batasan ruang dan dukungan untuk berekspresi serta menggerakkan pemajuan kebudayaan,” pungkasnya.***
