Uni Eropa Waspada Krisis Batu Bara, Indonesia Menjadi Pengganti Pemasok

- 28 Juni 2022, 11:12 WIB
Uni Eropa melirik Indonesia sebagai pemasok di tengah kondisi waspada karena pasukan energi dari Rusia telah dipangkas sebesar 60 persen.
Uni Eropa melirik Indonesia sebagai pemasok di tengah kondisi waspada karena pasukan energi dari Rusia telah dipangkas sebesar 60 persen. /Alexey_Hulsov/Pixabay

RINGTIMES BANYUWANGI - Negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa sedang dalam kondisi waspada kekurangan pasokan batu bara akibat menjelang tenggat waktu Agustus impor batu bara dari Rusia akan dipangkas.

Kini Uni Eropa akan mengganti ke produsen batu basar besar lainnya seperti AS, Australia, Kolombia, dan Afrika Selatan.

Sebelumnya sejak 15 Juni 2022, perusahaan raksasa energi Rusia Gazprom mengatakan bahwa pengiriman gas melalui pipa Nord Stream akan turun yang dibuktikan pada hari setelahnya dimana pengurangan sebesar 60 persen gas telah terasa.

Baca Juga: Mobil Berbahan Bakar Bensin dan Diesel Terancam Dilarang Beredar Tahun 2035 di Uni Eropa

Atas kelangkaan pasokan gas Rusia menjelang embargo batu bara inilah mendorong Uni Eropa untuk mencari sumber alternatif sebagai pengganti pemasok batu bara nomor satu itu.

Dilansir dari Anadolu Agency, pada tahun 2022 rusia telah memasok lebih dari setengah sebesar 55,6 persen ekspor batu bara ke Uni Eropa, diikuti oleh AS dengan 17,2 persen, dan Australia dengan 15,3 persen.

Adapun pemasok lain penting seperti Kolombia, Afrika Selatan, Indonesia, dan Kanada.

Baca Juga: Uni Eropa Beri Beberapa Sanksi Terhadap Rusia

Pada Minggu, 26 Juni 2022 kemarin para pemimpin negara kaya yang tergabung dalam kelompok G7 mengundang negara berkembang ke pertemuan untuk bekerja sama untuk mempercepat perang Ukraina-Rusia sambil memastikan keamanan energi negara mereka.

Pertemuan tersebut dilaksanakan di Munich, Jerman, yang di mana mengundang para pemimpin Argentina, India, Indonesia, Senegal, Afrika Selatan.

Di dalam pertemuan tersebut mereka membahas cara-cara untuk mengurangi batubara secara bertahap dan meningkatkan energi terbarukan dengan cara yang adil secara sosial.

Baca Juga: Resmi, Ukraina Mendaftar Jadi Anggota Uni Eropa

Negara-negara G7, yang mayoritas berselisih dengan Rusia setelah adanya invasi ke Ukraina, telah mencari cara untuk mengatasi kekurangan energi dan mengatasi kenaikan harga sambil tetap berpegang pada komitmen pengawasan iklim mereka.

Secara spesifik mereka tidak mengumumkan langkah-langkah penangan iklim terbaru dalam pernyataan kemarin, tetapi masih akan berlanjut dimulai pada hari Minggu.

Secara mayoritas para pemimpin negara berkembang menyetujui untuk bekerja sama mengatasi kekurangan energi atas dasar asas bersih dan adil menuju netralitas iklim, sambil memastikan keamanan energi.

Baca Juga: Aturan Pengadilan Tertinggi Uni Eropa, Jilbab Dapat Dilarang di Tempat Kerja

Aktivis lingkungan telah mendorong kekuatan Barat untuk tetap fokus pada tujuan perubahan iklim meskipun perang, karena beberapa negara Uni Eropa kembali ke batubara kotor untuk memenuhi permintaan energi mereka.***

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: aa.com.tr


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah