“Terus ada hembusan opini dari beberapa oknum LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) kalau kita ini penggarong tambang ilegal, sehingga tambang itu ditutup” katanya.
Baca Juga: Revitalisasi Agro Wisata Tamansuruh Rampung, Siap Jadi Pesona Baru Banyuwangi
Penutupan itulah yang disebut Syahril sebagai hal yang celaka karena berakibat pada terdampaknya para pekerja.
“Ribuan sopir kerja dari tambang-tambang itu akhirnya tidak bisa mencari nafkah,” tandasnya.
Syahril juga mengatakan bahwa massa menuntut menemui Bupati karena selain sebagai pemimpin, juga sebagai pemangku kebijakan.
Demonstrasi sendiri diikuti oleh ratusan sopir dan dump truck yang memblokade jalan berimbas pada penutupan Jalan Ahmad Yani hingga Jalan Adi Sucipto oleh pihak Kepolisian.
Massa yang berdemo sempat melakukan penolakan ketika ditemui langsung oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Drs. Dwi Yanto sebagai perwakilan Bupati Ipuk Fiestiandani yang sedang menjalankan dinas luar.
Meski sempat menolak, akhirnya tujuh perwakilan pendemo menjalani rapat tertutup dengan pihak Pemda untuk menyelesaikan permasalahan yang disampaikan.***