Praveen Jordan Kesal Atas Perlakuan BWF: Kita Udah Kaya Anak Bebek Jalan dari Hall ke Hotel

- 20 Maret 2021, 11:30 WIB
Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti - Turnamen bulutangkis All England 2021 dilanjutkan setelah hasil tes negatif Covid-19.
Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti - Turnamen bulutangkis All England 2021 dilanjutkan setelah hasil tes negatif Covid-19. //Instagram @badminton.ina

RINGTIMES BANYUWANGI - Praveen Jordan dan Melati Daeva merupakan pemain andalan Tim Indonesia di cabang atlet bulutangkis.

Mereka berdua merupakan ganda campuran asal Indonesia yang memenangkan ajang Turnamen All England sebelumnya.

Kekecewaan diungkapkan mereka berdua melalui live Instagram streaming dari akun @jordan_praveen.

Kekesalan mereka diawali saat dilarangnya tim Indonesia bermain di ajang turnamen All England.

Baca Juga: Insiden Didepaknya Indonesia Dari All England, Hendra: Habis Main, Suruh Pulang Jalan Kaki

Baca Juga: Tak Jadi Bertanding di All England, Tim Bulutangkis Indonesia Minta Dipulangkan Saja

Tak hanya itu, mereka dapat perlakuan yang dirasa kurang mengenakkan baik di dalam maupun di luar lapangan.

Hal tersebut membuat mereka angkat bicara saat live di akun Instagram bersama salah satu teman mereka di Indonesia.

"Kita Udah Kaya Anak Bebek Jalan dari Hall ke Hotel," ungkap Praveen, seperti dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dalam unggahan video kanal Youtube SOBAT BL pada 20 Maret 2021.

Baca Juga: Liga Eropa: Manchester United Melaju Babak 8 Besar Setelah Bungkam AC Milan di Leg ke-2

Baca Juga: Setelah Hancukan Bina Sentra 15-0, PSSI Optimis Tim Putri Raih Prestasi di Sea Games

Baca Juga: Pemain Turki yang Satu Pesawat dengan Indonesia Dapat Perlakuan Sama di All England

Bahkan, Melati juga dilarang naik lift saat di hotel dan diharuskan lewat tangga darurat hotel.

Disampaikan oleh Praveen, bahwa Melati sampai gemetaran akibat setelah jalan kaki dan kedinginan, Melati harus naik tangga darurat. Setelah sampai depan kamar hotel, mereka disuruh kumpul dan Melati sampai merasa gemetaran akibat hal itu.

Namun, Praveen mengucapkan terimakasih kepada Kedutaan Besar Indonesia yang di Inggris, karena perhatian mereka yang telah memberi dan mengantarkan makanan untuk atlet Indonesia.

Menurut Melati, isolasi bagi pemain Indonesia bukanlah solusi. Karena yang paling efektif untuk membuktikannya adalah tes SWAB PCR menurutnya.

Tetapi dari pihak BWF mereka menyerahkan semua ke regulasi pemerintah yang mengharuskan mereka melakukan isolasi selama sepuluh hari.

Kedutaan Besar Indonesia juga mengupayakan untuk melakukan retest ulang bagi seluruh atlet Indonesia saat ini.

Praveen dan Melati tidak ada lagi harapan untuk bisa bermain di turnamen ini, yang mereka harapkan adalah bisa cepat pulang ke kampung halaman masing-masing.

"Tolonglah, orang-orang Indonesia bantuin kita pulang," ujar Praveen sambil tertawa.

Dalam perbincangannya, yang membuat Praveen merasa jengkel adalah sesaat setelah mereka baru sampai di Birmingham.

Saat baru menginjakkan kaki di hotel, mereka langsung disuruh untuk melakukan tes SWAB, bahkan mereka belum sempat beristirahat sama sekali di hotel.

Nah, awal mula kejadiannya adalah dari sini. Setelah semua atlet di tes SWAB, terdapat tiga negara yang positif. Lalu, mereka terpaksa harus melakukan tes SWAB lagi untuk yang kedua kalinya.

Salah satu yang membuat Praveen emosi adalah, saat mereka tidak boleh bermain untuk pertama kalinya. Tetapi atlet asal Turki yang juga satu pesawat dengan Indonesia malah bisa bermain.

Awalnya Praveen merasa sabar akan hal ini, ia menganggap mungkin di pertandingan kedua nanti pemain asal Turki itu tidak bisa bermain lagi seperti mereka.

Namun kenyataannya, pemain Turki itu masih bisa bermain di pertandingan keduanya yang membuat Praveen merasa sangat kesal akan hal tersebut.***

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x