MbS Tiwikrama

- 11 Maret 2020, 09:18 WIB
Disway
Disway /disway.id/

Kejadian ini benar-benar sulit dijelaskan. Kalau pun bisa diuraikan apa penyebabnya tidak bisa dijelaskan apa tujuannya. 

Tiba-tiba saja harga minyak mentah turun drastis-tis-tis-tis.

Dari yang sudah rendah --sekitar USD 55/barel-- menjadi hanya USD 30 dolar. Senin kemarin.

Berita virus Corona langsung kalah viral --mungkin juga kalah dalam memperburuk ekonomi dunia.

Awalnya di sidang OPEC --organisasi negara pengekspor minyak mentah-- gagal sepakat. Mungkin karena Presiden Indonesia tidak hadir di sidang itu --Indonesia sudah bukan lagi anggota OPEC. Sejak impornya lebih tinggi dari ekspornya.

Baca Juga: Kabar Duka Perginya Ayah Sandhy Sondoro, Beserta Pesan Wasiatnya

Sidang itu inginnya satu: menaikkan harga minyak dunia. Harga USD 50/barel dianggap terlalu rendah. Mereka pernah menikmati harga minyak USD 90 dolar/barel dalam kurun yang panjang. Bahkan pernah di atas USD 100/barel. 

Negara-negara OPEC pun kebanjiran dolar --menjadi disebut negara petrodolar.

Masa panen raya itu tidak pernah terjadi lagi sejak lebih lima tahun lalu. Yakni sejak Amerika Serikat menemukan sumber minyak/gas baru. Tepatnya: sejak Amerika menggalakkan teknologi baru di bidang pengambilan gas.

Itulah yang disebut shale gas. Dengan tehnologi baru itu Amerika mampu menyedot gas dari retakan-retakan bebatuan.

Halaman:

Editor: Dian Effendi

Sumber: Disway.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x