Merekam Jeritan Luka di Era Pandemi Covid-19

- 10 April 2020, 21:08 WIB
/Denny JA

Oleh: Denny JA

Tragedi sebuah zaman acapkali menjadi buku besar. Banyak yang dapat kita renungkan, pelajari dari aneka karakter dan drama di dalamnya. Puncak karaker manusia, mulai dari yang paling hitam hingga yang paling mulia justru subur tumbuh di tanah tragedi.

Apa yang dapat kita petik dan menjadi hikmah dari tragedi pandemi Covid-19?

Sayapun teringat Oskar Schindler (1). Ia orang kaya hidup di Jerman, di era yang tak kalah kelam. Nazisme dan pemburuan serta pembunuhan massal atas warga Yahudi terjadi di seluruh dunia.

Baca Juga: Corona Telah Menginfeksi Seluruh Provinsi di Indonesia, Ini Rinciannya

Schindler sendiri anggota partai Nazi. Awalnya ia seorang industrialis, pedagang dan hidup untuk mencari untung saja. Namun ada 1.200 pekerja Yahudi di aneka pabriknya.

Ia pun mengambil risiko. Ia melindungi lebih dari 1.200 Yahudi itu. Ia menyembunyikan mereka. Kadang ia harus menyuap petugas keamanan Jerman agar semua rahasia aman.

Begitu dramatik kisah Oskar Schindler. Sebuah novel ditulis untuk merekam Ia punya cerita. Judulnya Schindler’s Ark ditulis oleh novelis Australia Thomas Keneally. Novel ini memenangkan Booker Prize di tahun 1982. Ia juga memenangkan Los Angeles Time Book Prize untuk Fiction tahun 1983.

Baca Juga: Workmate Bisa Menjadi Solusi Saat Kerja dengan Pembatasan Sosial

Tahun 1993, Steven Spielbergh memfilmkannya menjadi Schindler’s List. Film ini juga memenangkan Oscar selaku film terbaik di tahun yang sama.

Halaman:

Editor: Dian Effendi

Sumber: hajinews.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x