Analisa Gejolak Sosial Pandemik Covid-19

- 20 April 2020, 16:00 WIB
ILUSTRASI konflik politik.*
ILUSTRASI konflik politik.* /DEVANATH/PIXABAY/

25 persen (50 jutaan) masyarakat kita nggak bisa makan kecuali pinjam. 15 persen punya tabungan untuk hidup hanya beberapa pekan ke depan. 15 persen lainnya hanya mampu bertahan untuk satu pekan. Ngeri! Anda termasuk yang mana?

Pekan berikutnya? Pemerintah, lembaga sosial, saudara, teman dan masyarakat sekitar harus bersinergi untuk bisa membantu mereka. Terutama kelompok upper class (kelas atas). 

23 persen kelompok yang menguasai 90 persen kekayaan negara ini mesti mau membongkar pundi-pundi kekayaannya untuk membantu masyarakat lower class (kelas bawah) yang terdampak. 

Baca Juga: Mengharukan, Video Anggota TNI Membagikan Sembako Secara Diam-Diam

Kemampuan pemerintah dan kelompok middle class (kelas menengah) sangat terbatas. Saatnya orang-orang yang super kaya ini ambil peran dan ikut menyelamatkan bangsa. 

Sepekan ini, kita hampir setiap hari dapat kiriman video terkait penjambretan dan pembegalan. Infonya, ini ulah di antara 36.554 napi yang dilepas Kemenkumham. Mungkin betul. Walaupun tak semuanya. 

Kok puluhan napi dilepas? Kontroversial! Bukankah mereka masih muda, dan punya record kriminal? Kenapa bukan yang usianya di atas 50 tahun, atau napi koruptor? Kalau usia tua dilepas, kemungkinan nggak akan melakukan kriminal lagi. 

Baca Juga: Challenge Tik Tok Berujung Celaka, Wanita di Inggris Sampai Mengalami Patah Kaki

Kalau koruptor dilepas, kecil kemungkinan bisa korupsi lagi. Soal ini, tanya Menkumham. 

Kenapa kriminalitas makin sering terjadi? Kelaparan! Ini salah satu faktor utamanya. Kalau ini terus terjadi, dan jumlahnya makin banyak, apalagi masif, maka gejolak sosial tak bisa dihindari lagi.

Halaman:

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x