Berawal dari masuknya VOC melalui pelabuhan Banyualit, pada tanggal 31 Maret 1767, bendera Belanda dikibarkan pertama kali di tengah Ibukota Blambangan.
Baca Juga: Wanita Pontianak Sulap Bakso Kuah Pedas Jadi Ladang Bisnis, Hasilkan Rp2 Juta Per Hari
Pengibaran bendera Belanda pertama kali di Blambangan itu, diibaratkan untuk melengkapi penyerahan secara de jure wilayah Blambangan oleh Pakubuwana II kepada VOC pada tahun 1743 lalu.
Setelah berhasil menduduki Blambangan, VOC langsung membangun benteng dan loji sebagai kantor pemerintahan di Banyualit.
Menurut Aji Ramawidi, 50 orang penduduk lokal dipaksa bekerja membangun benteng dan loji di Banyualit.
Bahkan, lanjutnya, Gubernur VOC di Hindia Belanda memerintahkan Letnan E.Blanke untuk membunuh rakyat yang tidak mematuhi perintah VOC.
Namun, perang yang terus berkecamuk di Blambangan menyisakan mayat-mayat yang tidak terurus, sehingga menyebabkan wabah penyakit.
Selain itu, Blambangan saat itu juga tengah dilanda penyakit Malaria.
Keadaan tersebut membuat para pelaut yang hendak sandar di Pelabuhan Banyualit mengurungkan diri.
Baca Juga: 4 Artis yang Gagal Bisnis Kuliner hingga Bangkrut Ratusan Juta