Mengenal Wong Agung Wilis, Pejuang Blambangan Tanpa Gelar Pahlawan

- 5 Agustus 2020, 07:30 WIB
Lukisan kuno menggambarkan wilayah Blambangan.*/
Lukisan kuno menggambarkan wilayah Blambangan.*/ /Banjoewangi Tempo Doeloe

Pada 18 Februari 1768 Kapten Maurer, Skipper Pietersz, Letnan Diest, dan Letnan Wipperman mulai menggempur Kutharaja. Namun pasukan kompeni itu dapat dipukul mundur.

Baca Juga: Sempat Ingin Cerai dengan Raffi Ahmad, Nagita Slavina Selalu Menangis Habis Shalat

Dalam peristiwa itu, sekitar 150 penduduk sipil tewas dan terluka membela kehormatan negeri dan rajanya.

Pasukan Belambangan berhasil mengepung benteng Belanda pada tanggal 24 April 1768, namun setelah itu Gezaghebber Joan Everard bersama Kapten Vermehr dan Letnan Hounold menuju Blambangan dengan membawa 102 prajurit Eropa dan 2.232  prajurit pribumi untuk membantu pasukan kompeni yang terkepung di Banyualit.

Awal mei 1768 mereka tiba di Banyualit dan segera membombardir prajurit Blambangan dari laut untuk menyelamatkan prajurit Belanda yang terkepung dalam Benteng mereka sendiri. Ratusan pejuang Blambangan gugur dalam serangan ini.

Baca Juga: Lahirnya Cucu Keempat Presiden Jokowi, Bobby Nasution Berikan Bocoran Nama Sang Bayi

Pada 14 mei 1768, Armada Gezaghebber Joan Everard (1767-1772) menuju Teluk Pampang untuk merebut kembali Benteng kompeni di Teluk Pampang.

Peperangan di Teluk Pampang terjadi antara pasukan Letnan Hounold yang membawahi 60 serdadu Eropa dan 100 prajurit pribumi melawan pasukan Blambangan.

Pasukan Blambangan terdesak di beberapa kubu pertempuran. Di Banyualit dimana Agung Wilis memimpin sendiri perjuangan juga kalah, disana lah kelicikan kompeni dimulai dengan memanfaatkan penghianat untuk melacak keberadaan Agung Wilis.

Baca Juga: [UPDATE] Kasus Covid-19 per 4 Agustus 2020 Naik Sebanyak 115.056 Orang

Halaman:

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x