Analisis Gaya dan Jenis Kepemimpinan Soekarno

- 19 Agustus 2020, 08:00 WIB
Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia.
Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia. /

RINGTIMES BANYUWANGI -  Di Indonesia, tokoh Soekarno merupakah salah satu contoh pemimpin karismatik yang sulit ditemui lagi di masa sekarang.

Kemampuan Soekarno menggerakkan, mempengaruhi, dan berdiplomasi telah menyatukan berbagai suku, agama, golongan menjadi satu kesatuan yang bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berbagai statement serta gagasannya mampu membakar semangat serta mempersatukan segenap Bangsa Indonesia untuk mengusir penjajah dari tanah air hingga berhasil meraih kemerdekaan.

Baca Juga: 10 Kegiatan Rumah Berikut Ini Dapat Membakar Banyak Kalori

Gagasan-gagasan Soekarno bukan hanya menjadi pembakar semangat masyarakat Indonesia dalam perjuangannya mengusir penjajah tetapi juga memberi inspirasi bagi para pemimpin bangsa di berbagai belahan dunia.

Dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari Jurnal UNY, Pemimpin karismatik adalah pemimpin yang mewujudkan atmosfir motivasi atas dasar komitmen dan identitas emosional pada visi, filosofi, dan gaya mereka dalam diri bawahannya.

Pemimpin karismatik mampu memainkan peran penting dalam menciptakan perubahan.

Individu yang menyandang kualitas-kualitas pahlawan memiliki karisma, sebagian yang lain memandang pemimpin karismatik adalah pahlawan.

Seperti dalam teori awal oleh House (1977), seorang pemimpin yang memiliki karisma memiliki pengaruh yang dalam dan tidak biasa pada pengikut.

Baca Juga: Dalil tentang Ziarah Kubur dan Terjemahannya

Pemimpin karismatik dikelompokkan menjadi dua tipe yaitu karismatik visioner dan karismatik di masa krisis (Ivancevich, 2007:211).

Pemimpin karismatik visioner mengekpresikan visi bersama mengenai masa depan, melalui kemampuan komunikasi, pemimpin karismatik visioner mengaitkan kebutuhan dan target dari pengikutnya dengan targaet atau tugas dari organisasi.

Sementa tipe pemimpin karismatik di masa krisis akan menunjukkan pengaruhnya ketika system harus menghadapi situasi dimana pengetahuan, informasi, dan prosedur yang ada tidak mencukupi (Ian I. Mirtoff, 2004).

Pemimpin jenis ini mengkomunikasikan dengan jelas tindakan apa yang harus dilakukan dan apa konsekuensi yang dihadapi.***

Editor: Dian Effendi

Sumber: Journal UNY


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x