Sejarah Hari Raya Galungan, Diambil dari Bahasa Jawa Kuno yang Berarti Menang atau Perang

- 16 September 2020, 17:30 WIB
Ilustrasi Hari Raya Galungan.
Ilustrasi Hari Raya Galungan. /Umah Penjor

Punang aci Galungan ika ngawit, Bu, Ka, Dungulan sasih kacatur, tanggal 15, isaka 804. Bangun indria Buwana ikang Bali rajya. Yang artinya Perayaan (upacara) Hari Raya Galungan itu pertama-tama adalah pada hari Rabu Kliwon, (Wuku) Dungulan sasih kapat tanggal 15, tahun 804 Saka. Keadaan Pulau Bali bagaikan Indra Loka.

Baca Juga: 3 Kesalahan Ketika Daftar Kartu Prakerja, Salah satunya Tidak Mengisi Ulasan dan Rating Pelatihan

Sejak saat itu Hari Raya Galungan terus dirayakan oleh umat Hindu di Bali dengan meriah.

Selama kurang lebih selama tiga abad Hari Raya Galungan tersebut dirayakan, secara tiba-tiba perayaan hari raya tersebut diberhentikan begitu saja tanpa alasan yang pasti. Tepatnya pada tahun 1103 Saka.

Pemberhentian tersebut terjadi ketika Raja Sri Ekajaya memegang tampuk pemerintahan.

Baca Juga: Jadwal Acara TRANS TV Rabu, 16 September 2020, Ada Drama Korea Trans TV ‘The World of the Married'

Hari Raya Galungan juga belum dirayakan kembali ketika tampuk pemerintahan dipegang oleh Raja Sri Dhanadi.  

Konon, selama Hari Raya Galungan tidak dirayakan musibah selalu berdatangan dan tak kunjung henti.

Umur para pejabat kerajaan pada saat itu konon menjadi relatif pendek.

Baca Juga: Jadwal Acara RCTI Rabu, 16 September 2020, Jangan Lewatkan Perempuan Pilihan

Halaman:

Editor: Galih Ferdiansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x