Sejarah Hari Raya Galungan, Diambil dari Bahasa Jawa Kuno yang Berarti Menang atau Perang

- 16 September 2020, 17:30 WIB
Ilustrasi Hari Raya Galungan.
Ilustrasi Hari Raya Galungan. /Umah Penjor

Karena itu Dewi Durgha meminta kepada Raja Sri Jayakasunu untuk kembali merayakan Hari Raya Galungan setiap Rabu Kliwon Dungulan sesuai dengan tradisi yang pernah berlaku sebelumnya.

Baca Juga: Telah Cair BLT Rp 600 Ribu Tahap 3, Simak Cara Cek Saldo dan Data Penerima

Di samping itu, disarankan pula supaya seluruh umat Hindu memasang penjor pada hari Penampahan Galungan (sehari sebelum Galungan).

Disebutkan pula, inti pokok perayaan hari Penampahan Galungan adalah melaksanakan byakala yaitu upacara yang bertujuan untuk melepaskan kekuatan negatif (Buta Kala) dari diri manusia dan lingkungannya.

Semenjak Raja Sri Jayakasunu mendapatkan bisikan religius tersebut, Hari Raya Galungan kembali dan terus dirayakan dengan hikmat dan meriah oleh seluruh Umat Hindu. ***

 

Halaman:

Editor: Galih Ferdiansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x