Autopsi Tim Medis Temukan George Floyd Positif Covid-19 Sejak April

4 Juni 2020, 13:37 WIB
Poster mengenang sosok George Floyd yang beredar di media sosial. /Twitter @BlackLivesUU

RINGTIMES BANYUWANGI  – Kematian George Floyd ramai diperbincangkan dan menimbulkan amarah masyarakat seluruh dunia. Pasalnya, kematian George Floyd dinilai sebagai bentuk rasisme yang dilakukan oleh polisi Minneapolis.

Dikutip dari NBC News oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Kamis, 4 Juni 2020, laporan hasil autopsi George Floyd dirilis oleh Hannepin County Medical Examiner menyatakan bahwa Floyd dinyatakan terinfeksi Virus Corona tanpa gejala sejak April.

Andrew M Baker, kepala pemeriksa medis Hannepin mengatakan, George Floyd pertama kali dites positif virus corona pada 3 April, hampir dua bulan sebelum kematiannya.

Baca Juga: Zona Biru!, Kini Kabupaten Garut Mulai Lakukan Adaptasi Kebiasaan Baru

Berita ini sebelumnya telah terbit di pikiran-rakyat.com dengan judul Hasil Autopsi Lengkap, Tim Medis Temukan George Floyd Positif Virus Corona Sejak April

Selain itu, departemen Kesehatan Minnesota mengatakan kemungkinan besar itu adalah hasil positif yang bertahan lama dari infeksi sebelumnya. Tidak ada bukti bahwa Virus Corona berperan besar atas meninggalnya George Floyd.

Pemeriksa medis juga mengatakan ada kondisi 'signifikan' lain yang mendasari kematiannya. Termasuk penyakit jantung hipertensi, keracunan fentanyl, dan penggunaan metamfetamin baru-baru ini.

Selain itu, dikutip dari MSN, dalam laporan autopsi itu juga mencatat bahwa paru-paru George Floyd tampak sehat tetapi ada penyempitan pembuluh darah di jantung.

Baca Juga: Aksi Heroik Arifin Selamatkan Sahabatnya Patut Diacungi Jempol

Pemeriksa medis telah merilis ringkasan laporan pada hari Senin, yang memutuskan cara kematian Floyd sebagai pembunuhan. Disebutkan bahwa penyebab kematiannya adalah "henti jantung-paru yang menyulitkan penegakan hukum, pembatasan, dan kompresi leher."

Namun, Kesimpulan-kesimpulan itu berbeda dengan otopsi independen yang dilakukan oleh patolog untuk keluarga Floyd.

Autopsi itu menyimpulkan bahwa ia tidak memiliki masalah medis mendasar yang berkontribusi pada kematiannya. Ahli patologi juga mengatakan dia meninggal setelah aliran darah dan udara terputus ke otaknya, menyebabkan dia mati karena asfiksia mekanik.

Baca Juga: Nekat Masuk Bali Naik Sampan, Lima Warga Banyuwangi Ditangkap

Michael Baden, mantan pemeriksa medis Kota New York yang berada di antara dua dokter yang melakukan autopsi pribadi untuk keluarga Floyd minggu lalu, mengatakan para pejabat daerah tidak memberitahunya kalau Floyd telah dinyatakan positif terjangkit COVID-19.

"Direktur pemakaman tidak diberitahu, dan kami tidak diberitahu, dan sekarang banyak orang bergegas mencoba untuk ikut tes Corona," kata Baden.***

Editor: Sophia Tri Rahayu

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi

Tags

Terkini

Terpopuler