China Sukses Kendalikan Laut China Selatan, BerikutTanggapan AS dan Australia

- 27 Juli 2020, 17:45 WIB
Klaim China di LCS bisa jadi bumerang bagi Beijing
Klaim China di LCS bisa jadi bumerang bagi Beijing /Xinhua

RINGTIMES BANYUWANGI - Pada pekan lalu kapal-kapal perang Australia dan China sempat berhadap-hadapan di Laut China Selatan (LCS). Apakah terjadi konfrontasi atau hanya kontak rutin yang tak direncanakan?

Terdapat berbagai versi di lingkungan Departemen Pertahanan Australia tentang seberapa serius kontak kedua kekuatan maritim, Royal Australian Navy (RAN) dengan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA-N).

Pada hari Kamis (23/7/2020) lalu, ABC melaporkan bahwa Satuan Tugas Gabungan Angkatan Bersenjata Australia telah melintasi perairan yang dipersengketakan, dalam perjalanan ke Laut Filipina untuk mengikuti latihan bersama Angkatan Laut AS dan Jepang.

Baca Juga: Demi Taruhan Seorang Pria Menelan Tabung Gas

Departemen Pertahanan Australia masih belum memberikan penjelasan resmi apakah lima kapal perang Australia berinteraksi dengan kapal perang China.

Mereka hanya mengatakan "interaksi yang tak direncanakan dengan kapal perang asing selama pelayaran telah dilakukan secara aman dan profesional".

Menurut sumber ABC, pihak China bertindak ‘sangat sopan’ ketika memperingatkan bahwa kapal-kapal Australia akan mendekati Kepulauan Spratly yang kini dijaga oleh Tiongkok.

Baca Juga: Persoalan Kantor DPD Golkar Kabupaten Indramayu, Polisi Ambil Alih Persoalan Hingga Selesai


Bukan yang pertama kalinya

Kejadian ini bukan yang pertama bagi kapal-kapal perang Australia melakukan kontak dengan militer China di kawasan tersebut.

Tapi kontak kali ini terjadi di saat meningkatnya ketegangan diplomatik antara Australia dan China yang notabene merupakan mitra ekonomi terbesarnya.

Hubungan Australia dengan China memang sudah bermasalah dan kini semakin meningkat, karena secara resmi mendukung posisi Amerika Serikat yang menyatakan klaim teritorial Beijing di Laut China Selatan itu ilegal.

Baca Juga: Ternyata Bukan Demam, Berikut Gejala Utama Covid-19 Menurut Para Ahli

Dalam sebuah surat kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa, Australia menolak klaim Pemerintah China atas pulau-pulau di jalur perdagangan penting dengan menyebutnya "tidak sejalan" dengan hukum internasional.

Pakar hukum internasional dari Australian National University, Profesor Donald Rothwell menilai langkah ini akan memicu kemarahan Beijing.

"Yang menarik dicermati apakah China akan mengambil posisi lebih tegas yaitu secara fisik menantang kapal-kapal perang Australia ketika melewati Laut China Selatan," ujar Prof Rothwell kepada ABC.

Baca Juga: Update Harga Emas 27 Juli 2020, Logam Mulia Antam Retro dan Batik di Pegadaian

Richard McGregor, pengamat dari Lowy Institute, mengatakan pertaruhan di koridor strategis dan termiliterisasi itu sudah sangat tinggi.

"Kita bisa pastikan kapan pun kapal-kapal Australia berada di Laut China Selatan, mereka akan dilacak oleh China," katanya.

"Saya kira konfrontasi bukan kata yang tepat. Tapi mereka akan dikontak, akan ditanya apa yang mereka lakukan di sana dan diminta menjelaskan diri mereka," jelasnya.

Baca Juga: Trending, Jungkook BTS Minum Indomilk, Warganet : Siap-siap Indomilk jadi Langka

Kebebasan pelayaran

Selama beberapa tahun terakhir, para pejabat Dephan Australia semakin gugup menyaksikan Beijing yang terus membangun persenjataan dan landasan pacu di pulau-pulau yang dipersengketakan, termasuk membangun pos-pos untuk keperluan militer.

Berbeda dengan Amerika Serikat, Australia tidak melakukan Operasi Kebebasan Pelayaran (Freedom of Navigation Operations atau FONOPS) dalam menantang klaim teritorial di Laut China Selatan.

Royal Australian Navy atau RAN tetap berhati-hati untuk berada di luar batas 12 mil laut yang diberlakukan di sekitar wilayah yang diklaim oleh China.

Halaman:

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x