Eksploitasi Anak di Pabrik Konveksi di India Selatan, 14jam Kerja Tanpa Libur

- 7 Agustus 2020, 19:30 WIB
ILUSTRASI perdagangan manusia/DOK. PR
ILUSTRASI perdagangan manusia/DOK. PR /

RINGTIMES BANYUWANGI - Usaha untuk mengatasi tenaga kerja usia anak-anak di perusahaan konveksi di wilayah Selatan India sedang ditekankan setelah penyelamatan 35 anak dari sebuah pabrik pemintalan kamis 6 Agustus lalu.

Pemerintah India mengatakan, peristiwa tersebut terjadi setelah aturan lockdown dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona mulai merenggang.

Dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari Reuters, Dalam salah satu kasus anak-anak pertama yang dilaporkan di India sejak masa pandemi, 32 anak perempuan dan 3 anak laki-laki diamankan di Tiruppur, tamil Nadu, minggu lalu atas petunjuk staf dari Childline, sebuah layanan bantuan darurat gratis untuk anak-anak.

Baca Juga: Manfaat Melati untuk Kesehatan, Salah satunya untuk Mencegah Stroke

Menurut komite perlindungan anak di wilayah tersebut, anak-anak itu dipaksa bekerja selama 14 jam sehari tanpa diberi hari libur.

Petinggi pemerintahan Tiruppur, K Vijayakarthikeyan mengatakan, pemerintah daerah telah melakukan kunjungan ke beberapa perusahaan industri besar untuk menelusuri kasus eksploitasi anak.

"Kami mengadakan penyelidikandan telah memerintahkan semua staf untuk memberikan informasi terbaru setiap harinya," Pemerintah Tiruppur mengungkapkan ketika dihubungi Thomson Reuters Fondation melaui saluran telefon

Baca Juga: Mengatasi Pikun di Usia Muda, Begini Caranya

"Sebuah penyelidikan tentang pabrik pemintalan tersebut telah dimulai dan semua usaha telah dikerahkan untuk memastikan kasus langka ini tidak terjadi lagi" tambahnya

Dikarenakan India telah dibuka kembali secara bertahap setelah beberapa bulan lockdown untuk mencegah penyebaran Covid-19, para aktivis memperhatikan bahwa akan ada banyak anak yang direkrut dan dipekerjakan seiring dibukanya industri.

"Para remaja mungkin secara agresif dipekerjakan di beberapa industri yang sudah dibuka dan fokus pada menstabilkan ekonomi kembali" kata Prithviraj Sinnathambi, Direktur lembaga amal Community Awareness Research Education Trust (CARE-T).

Baca Juga: Srikaya Punya Segudang Manfaat, Salah Satunya Menstabilkan Kadar gula

15 anak tersebut diijinkan untuk mendukung kebutuhan keluarganya di luar urusan sekolah.

Ketentuan tersebut sangatlah dimanfaatkan oleh para majikan dan pelaku perdagangan manusia, para aktivis perlindungan anak menyampaikan.

Menteri Dalam Negeri India, bulan lalu, meminta dan mengeluarkan imbauan yang meminta pemerintah negara bagian untuk melindungi anak-anak dari perdagangan manusia dan membantu mengidentifikasi dan menyelamatkan penduduk yang hilang.

Penyelamatan di Tiruppur mendesak pekerja sosial C M Sivababu untuk mengajukan tindakan hukum meminta pemerintah untuk mengidentifikasi dan membantu korban ekploitasi kerja terhadap anak dalam lingkungan industri konveksi.

Baca Juga: Begonia Menyimpan Khasiat, Salah Satunya Sembuhkan Nyeri Haid

Menurutnya, agensi pekerja telah mengambil keuntungan dari ditutupnya sekolah dan keluarga yang terkena PHK dari jurang kemiskinan.

Pengadilan tinggi Madras menanggapinya dengan meminta polisi dan pejabat berburuhan untuk memeriksa pabrik-pabrik konveksi dan mempresentasikan temuan mereka pada sidang kasus tersebut dalam sesi dengar berikutnya.

Pemerintah Tiruppur mengatakan mereka minggu ini menerima surat dari beberapa orangtua untuk membawa pulang kembali anak-anak mereka dari pabrik.

Baca Juga: Menolak Jual Tanahnya, Rumah di China ini Diapit Tol

"Salah satu gadis yang diamankan dan pulang telah menceritakan kondisi detil pekerjaannya kepada keluarga lain" kata Bhaskaran Mahalingam, manajer proyek di Pusat amal untuk  Pengembangan Pendidikan dan Sosial.

 

"Hal ini sudah jadi peringatan, dan orangtua sedang mencari bantuan untuk membawa anak-anak mereka pulang dengan selamat."
 
Menurut data kriminal resmi terakhir, terdapat sekitar 2.400 kasus perdagangan manusia dilaporkan di India pada tahun 2018, sebgaian korban berusia di bawah 18 tahun.***

Editor: Dian Effendi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x