Sambut Pergantian Tahun, Milenial di Banyuwangi Lantunkan Babad Tawangalun Berbagai Budaya

31 Desember 2021, 12:50 WIB
Milenial di Banyuwangi Lantunkan Babad Tawangalun Berbagai Budaya untuk merayakan malam pergantian tahun . /Instagram/@banyuwangi_tourism/

RINGTIMES BANYUWANGI - Ada berbagai macam cara yang dapat dilakukan untuk menyamabut malam pergantian tahun.

Begitupula dengan kelompok milenial di Banyuwangi ini bergerak dan bermanfaat dalam menyambut malam pergantian tahun ini.

Banyuwangi Youth Creative Network (BYNC) beserta beberapa seniman Banyuwangi, budayawan, hingga pelestari naskah kuno menggelarar kegiatan pelantunan babad Tawangalun dengan lintas budaya di Pendopo Pelinggihan Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dsibudpar) Kabaupaten Banyuwangi.

Baca Juga: Gus Miftah dan Syubbanul Muslimin Meriahkan Acara Refleksi Akhir Tahun di Banyuwangi Secara Virtual

Berbagai macam budaya berkumpul dalam melantunkan babad Tawangalun. Seperti di Banyuwangi, tradisi melantunkan suatu tembang disebut mocoan, di Madura disebut Mamaca, di jawa disebut Mocopatan dan di bali disebut Mabasa.

Salah satu peserta dalam acara ini, Fitria Handayani mengucapkan rasa bangganya terhadap para milenial yang sedang mengikuti kegiatan ini. Dia merasa kegiatan seperti ini merupakan bentuk pelestarian.

"Saya harap dengan adanya kegiatan ini, akan banyak kalangan muda yang aka tertarik untuk mempelajari mocoan atau semacamnya, khususnya babad Tawangalun ini," ujar Fitri sebagaimana dikutip dalam akun Instagram @banyuwangi_tourism pada 31 Desember 2021.

Baca Juga: Diputuskan Kemendagri, Banyuwangi Dinobatkan Kembali Menjadi Kabupaten Terinovatif Se-Indonesia

Acara yang bertajuk dengan tema 'merajut kebhinekaan dalam bingkai manuskrip kuno' ini diikuti sekitar 40-an orang dari kelompok penembang.

Pegiat pelestari naskah kuno, Wiwin Indiati menjelaskan, tradisi pelantunan tembang naskahkuno ini sesuai tradisi lokal budaya masing-masing daerah.

"Di Banyuwangi, dalam menyebut naskah kuno adalah lontar. Jadi bukan berarti naskanya tertulis dari bahan lontar," ujarnya.

Baca Juga: Lagi, Tercatat Dalam Dua Hari Terjadi Laka Lantas Odong-odong di Wilayah Banyuwangi Selatan

Kabid Kebudayaan, Dewa Alit Budianto menyampaikan kegiatan yang dilakukan kelompok pelestari naskah kuno ini sangat luar biasa.

Ini merupakan kontribusi bagi pemajuan kebudayaan di banyuwangi yang dilakukan oleh para milenial", ungkap Alit.

Para milenial merupaka tonggak harapan sebagai pelestari dalam kegiatan pelantunan naskah kuno.

Baca Juga: Muslimat NU Blimbingsari Banyuwangi Dilatih Ilmu Manajemen dan Administrasi, Tak Lupa Diingatkan Soal Gadget

Hal ini menjadi sorotan dimana para mileial di Banyuwangi memilih untuk melestarikan budaya ditengah era globalisasi yang snagat massal.***

Editor: Suci Arin Annisa

Tags

Terkini

Terpopuler