Rusia Membuat Kebijakan Baru, Pembeli Energi dari Eropa Wajib Menggunakan Rubel

1 April 2022, 16:30 WIB
Rusia membuat kebijakan baru untuk pembeli energi dari Eropa wajib menggunakan mata uang rubel per Jumat, 1 April 2022. /PIXABAY/piviso/

RINGTIMES BANYUWANGI - Rusia membuat sebuah kebijakan baru terkait pembelian bahan bakar energi. 

Kebijakan Rusia bagi seluruh pembeli energi dari Eropa adalah untuk mulai membayar menggunakan rubel dan disampaikan dengan resmi oleh Presiden Vladimir Putin.

Menanggapi kebijakan dari Rusia, Amerika Serikat (AS) tidak mau tinggal diam. Mereka menyampaikan dengan tegas agar sekutu dan mitranya tidak menopang negara di bawah kekuasaan Putin. 

Baca Juga: 11 Negara Gagal Melindungi Ukraina dari Invansi Rusia, Kyiv Mencari Jaminan Keamanan Dari NATO

Salah satu negara yang mendapatkan peringatan keras dari AS adalah India. Amerika memperingatkan dengan tegas agar India tidak lagi membeli gas pada Rusia. 

Jika India masih membeli gas pada negara di bawah kepemimpinan Putin, maka AS mengancam tidak akan memberikan bantuan lagi apabila berhadapan dengan China terkait perbatasan. 

Dikutip RingtimesBanyuwangi.com dari berita Pikiran-Rakyat.com yang berjudul AS Wanti-Wanti India Agar Tidak Beli Gas dari Rusia, Mengancam Tak Akan Beri Bantuan Lagi" pada 1 April 2022.

Peringatan terhadap India tersebut disampaikan Deputi Penasihat Keamanan Nasional AS, Daleep Singh, Kamis 31 Maret 2022.

Baca Juga: Setelah Harga Pertamax Naik, Kini Giliran PPN Pulsa dan Kuota Ikutan Melonjak

"Kami sangat ingin semua negara, terutama sekutu dan mitra kami, untuk tidak menciptakan mekanisme yang menopang rubel (Rusia), dan mereka yang berusaha merusak sistem keuangan berbasis dolar," kata Daleep Singh, dikutip dari TRT World.

Pembeli gas Rusia dari kalangan negara Eropa tampak kelabakan, mengingat tenggat waktu untuk mulai membayar menggunakan mata uang rubel adalah per hari ini, Jumat, 1 April 2022.

Invasi Moskow telah mendorong Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di seluruh dunia untuk menjatuhkan hukuman keras kepada entitas, bisnis, dan oligarki pemerintah Rusia.

Baca Juga: Pasukan Rusia Ditarik dari PLTN Chernobyl, Khawatir Radiasi Picu Kerusuhan?

Menanggapi sanksi Uni Eropa, pejabat senior kementerian luar negeri Rusia, Nikolai Kobrinets, mengatakan bahwa AS dan Uni Eropa (UE) akan segera mencicipi boomerang dari serangan sendiri.

"Kami takkan tinggal diam. Sanksi yang tidak bertanggung jawab dari Brussel kini bahkan sudah berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari rakyat Eropa," katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters, Jumat, 1 April 2022.

Aturan dekrit itu diberlakukan sejak 1 April, dan jika tidak dipatuhi maka Presiden Putin takkan segan menghentikan kontrak jual beli gas dengan negara bersangkutan.*** (Mitha Paradilla Rayadi/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Al Iklas Kurnia Salam

Tags

Terkini

Terpopuler