Dengan Dalih Demi Keamanan Eropa, NATO Berencana Tempatkan Militer Permanen di Perbatasan Rusia

10 April 2022, 19:30 WIB
Ilustrasi Bendera NATO. /PIXABAY/dlugo_svk/

RINGTIMES BANYUWANGI - Pada awalnya, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memilih mengamati dari jauh tentang invasi Rusia ke Ukraina.

Kendati demikian, saat invasi Rusia ke Ukraina memasuki bulan kedua, NATO mulai menata rencana terkait menghadirkan militer permanen di perbatasan negara yang dipimpin Vladimir Putin itu.

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg menyampaikan, bahwa kehadiran militer permanen akan dilakukan di perbatasan Rusia.

Baca Juga: Sebanyak 50 Orang Tewas Usai Penyerangan Rusia dengan Rudalnya yang Menghantam Stasiun Kereta Api

Ini diklaim sebagai upaya untuk mencegah terjadinya invasi meluas yang diciptakan Rusia, selain sekarang mengarah pada Ukraina.

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-Rakyat.com dengan judul: NATO Akan Tempatkan Militer Permanen di Perbatasan Rusia, Disebut Demi Keamanan Eropa

Lebih lanjut, NATO menyebut langkah menempatkan militer permanen di perbatasan Rusia sebagai konsekuensi jangka panjang dari tindakan Vladimir Putin.

"Apa yang kami lihat sekarang adalah kenyataan baru, normal baru bagi keamanan Eropa. Oleh karena itu, kami sekarang telah meminta komandan militer kami untuk memberikan opsi untuk apa yang kami sebut pengaturan ulang, adaptasi jangka panjang NATO," kata Jens Stoltenberg, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari NDTV.

Sebagai informasi, Stoltenberg baru-baru ini mengatakan rencana perpanjangan masa jabatan selama satu tahun mendatang.

Baca Juga: Kereta Anti Kiamat Diluncurkan oleh Cina, Akan Membawa Nuklir?

Ini dilakukan untuk membuat pengaturan ulang pada pertemuan puncak NATO yang akan diadakan di Madrid, Spanyol pada Juni 2022 mendatang.

Di sisi lain, intelijen militer Inggris mengklaim pasukan Rusia yang masih berada di Ukraina terlihat terus menggunakan alat peledak improvisasi (IED).

Diklaim dalam laporan itu, IED akan membuat timbul banyak korban, menurunkan moral, dan membatasi kebebasan bergerak warga Ukraina.

Baca Juga: Mahkamah Konstitusi Korea Selatan: Tato Hanya Dapat Dilakukan oleh Tenaga Medis

"Pasukan Rusia juga terus menyerang target infrastruktur dengan risiko tinggi yang membahayakan warga sipil," kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson tampak melakukan kunjungan ke Kiev, Ukraina pada Sabtu, 9 April 2022.

Dilaporkan, Boris Johnson menjadi pemimpin Eropa yang terbaru mengunjungi Kiev, tepatnya sejak penemuan ratusan warga sipil yang tewas di Bucha, Ukraina.(Khairunnisa Fauzatul A/Pikiran-Rakyat)***

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler