Taliban Akan Larang Narkoba di Afghanistan, Petani Opium Terancam Pengangguran

- 30 Agustus 2021, 12:32 WIB
Tanaman poppy/Taliban umumkan rencana baru yaitu melarang narkoba di Afghanistan
Tanaman poppy/Taliban umumkan rencana baru yaitu melarang narkoba di Afghanistan /Pixabay/Uschi Dugulin/

RINGTIMES BANYUWANGI – Penanaman opium atau tanaman poppy sudah menjadi sumber kehidupan bagi warga Afghanistan.

Para petani Afghanistan mulai menanam tanaman poppy pada musim gugur, sehingga desa tampak diselimuti oleh bunga-bunga berwarna putih, merah muda, dan merah.

Namun, tanaman terlarang kini menjadi milik peguasa baru Afghanistan yaitu Taliban.

Selama bertahun-tahun, Taliban mengeksploitas tanaman poppy untuk mendanai pemberontakannya.

Baca Juga: Janda Tentara Inggris Merasa 20 Tahun Perang Afghanistan Sebabkan Trauma Bagi Banyak Orang

Diketahui, Afghanistan adalah produsen opium terkemuka di dunia.

Taliban baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk melarang produksi narkoba dan penjualan obat-obatan terlarang.

Jika rencana tersebut dijalankan, situasi perekonomian Afghanistan akan terancam karena tanaman poppy merupakan sumber kehidupan bagi penduduk pedesaan Afghanistan.

Tahun 2017, produksi opium tahunan bernilai $1,4 miliar. Tahun 2020 turun menjadi $400 juta karena penurunan harga narkotika dalam menghadapi persaingan dari opioid sintetis dan metamfetamin.

Baca Juga: 13 Tentara AS Jadi Korban Bom Bunuh Diri di Afghanistan, Joe Biden Siapkan Pasukan Penyerang

Sumber pendapatan petani Afghanistan bisa dibilang hanya dari hasil panen tanaman poppy tersebut.

Semakin banyak tanamanan poppy yang ditanam, maka mereka bisa melindungi diri dari masa depan.

Seorang peneliti senior PBB, Angela Me mengatakan bahwa orang yang menanam tanaman poppy adalah mereka yang miskin.

“Orang-orang yang menanam seringkali adalah yang termiskin,” katanya dilansir dari laman Los Angeles Times pada Senin, 30 Agustus 2021.

Baca Juga: Taliban Tangkap Dua Warga Malaysia di Afghanistan, Dugaan Terlibat ISIS

Taliban mengaku kesulitan dalam mempertahankan larangan produksi opium.

Taliban pertama kali melarang penanaman tanaman poppy pada tahun 2000.

Mereka mengurangi areal hingga 90 persen dan memotong pasokan heroin dunia hingga dua pertiga.

Keputusan tersebut akhirnya menjerumuskan petani kepada krisis ekonomi dan mengarah pada hutang serta pengangguran.

Baca Juga: Pentagon Peringatkan Serangan ISIS Sebelum Bom Meledak di Bandara Kabul Afghanistan

Para ahli mengatakan bahwa Taliban sedang mencoba meyakinkan dunia bahwa Afghanistan tidak boleh dianggap sebagai negara paria, sehingga dapat memperoleh akses bantuan dan pendanaan internasional.***

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Los Angeles Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah