RINGTIMES BANYUWANGI - Apa sebenarnya akar konflik Rusia dan Ukraina yang menyebabkan terjadinya invasi militer?
Sejak Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan invasi militer terhadap Ukraina pada Jumat, 25 Februari 2022, banyak kecaman dari berbagai pihak.
Mulai dari Presiden Joe Biden, Presiden Komisi Eropa, dan PBB, menyampaikan langkah untuk menindaklanjuti tindakan penyerangan tersebut.
Baca Juga: Targetkan Volodymyr Zelensky, Ribuan Pasukan Rusia Berusaha Menembus Ibukota Ukraina, Kiev
Dilansir dari laman The Guardian pada Sabtu, 26 Februari 2022, konflik Rusia dan Ukraina bermula dari tuntutan Presiden Vladimir Putin pada NATO dan Amerika Serikat untuk menurunkan ketegangan di Eropa pada Desember 2021 lalu.
Pertama, Presiden Vladimir Putin menuntut agar negara Barat memberikan Rusia "jaminan hukum" keamanannya.
Kedua, meminta NATO menarik pasukan atau senjata apapun yang dikerahkan ke negara-negara yang memasuki aliansi setelah 1997, yang mencangkup sebagian besar Eropa Timur, seperti Polandia, negara-negara bekas Uni Soviet di Estonia, Lituania, Latvia, dan negara-negara Balkan.
Ketiga, menuntut agar NATO mengesampingkan ekspansi lebih lanjut, termasuk akses Ukraina ke dalam aliansi, dan tidak mengadakan latihan tanpa persetujuan sebelumnya dari Rusia di Ukraina, Eropa Timur, di negara-negara Kaukasus seperti Georgia atau di Asia Tengah.
Seperti yang diketahui, tuntutan tersebut ditolak oleh Amerika dan NATO, karena Rusia dinilai tidak berhak campur tangan atau mengatur negara-negara berdaulat dan telah merdeka.