Ini dilakukan untuk membuat pengaturan ulang pada pertemuan puncak NATO yang akan diadakan di Madrid, Spanyol pada Juni 2022 mendatang.
Di sisi lain, intelijen militer Inggris mengklaim pasukan Rusia yang masih berada di Ukraina terlihat terus menggunakan alat peledak improvisasi (IED).
Diklaim dalam laporan itu, IED akan membuat timbul banyak korban, menurunkan moral, dan membatasi kebebasan bergerak warga Ukraina.
Baca Juga: Mahkamah Konstitusi Korea Selatan: Tato Hanya Dapat Dilakukan oleh Tenaga Medis
"Pasukan Rusia juga terus menyerang target infrastruktur dengan risiko tinggi yang membahayakan warga sipil," kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson tampak melakukan kunjungan ke Kiev, Ukraina pada Sabtu, 9 April 2022.
Dilaporkan, Boris Johnson menjadi pemimpin Eropa yang terbaru mengunjungi Kiev, tepatnya sejak penemuan ratusan warga sipil yang tewas di Bucha, Ukraina.(Khairunnisa Fauzatul A/Pikiran-Rakyat)***