Pemerintah Dinilai Ketar-ketir Terkait Demo Mahasiswa 11 April 2022, Disebut Guncang Kekuasaan

- 10 April 2022, 20:30 WIB
Ilustrasi Demo 11 April 2022, BEM.
Ilustrasi Demo 11 April 2022, BEM. //istimewa/Antara/Nova Wahyudi

Hersubeno Arief mengatakan pihak-pihak yang memberikan stigma kepada BEM SI tidak peduli apakah yang mereka lakukan benar atau salah.

Mereka disebut memang menggunakan hal itu sebagai 'mantra sakti' yang sejauh ini dianggap berhasil untuk meyakinkan kubu mereka sendiri.

Baca Juga: Usai Jalani Pembinaan yang Panjang, Dua Napi Terorisme Ikrarkan Setia NKRI

"Karena itulah kemudian menurut mereka, karena ini BEM seluruh Indonesia ini adalah kelompok radikal, elemen-elemen pendukung pemerintah harus bersatu menghadapi mereka. ini yang sekali lagi menggunakan stigma yang merongrong NKRI," kata Hersubeno Arief.

"Masalahnya mantra ajaib semacam itu sejauh ini cukup berhasil, semua kritik terhadap pemerintah yang tadi akan diberi stempel radikal anti NKRI ini sangat mujarab," ucapnya menambahkan.

Hersubeno Arief pun menyindir pihak-pihak yang aktif memberikan stigma kepada BEM SI, justru tidak paham apa yang mereka dengungkan.

Baca Juga: Dalam Rangka Bangun Sinergi dan Kolaborasi, Redaksi Pikiran Rakyat Media Network Temui Ketua DPD RI

"Sebaliknya, mereka sendiri ini menamakan dirinya sebagai yang paling pancasilais dan kemudian selalu mendengungkan NKRI harga mati. Sebenernya mereka sendiri nggak paham apa yang mereka maksud dengan NKRI harga mati itu," tuturnya.

"Mereka-mereka ini Menutup Mata rapat-rapat ada fakta jutaan emak-emak yang antre minyak goreng, sementara bapaknya antre gas dan sekarang antre pertalite," ujar Hersubeno Arief menambahkan.

Dia juga mengatakan bahwa mereka tidak peduli dengan kondisi rumah tangganya yang kesulitan akibat naiknya harga minyak goreng.

Halaman:

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah