Selain digembleng di markas Marinir Cilandak, Jakarta, mereka juga dilatih di Puslatpur Situbondo, Jawa Timur.
“Mereka dilatih berbagai keterampilan operasi tempur, seperti penyusupan dan sebagainya, dengan berbagai medan. Baik itu di laut, sungai, maupun hutan.
Sebagai contoh betapa beratnya latihan seorang anggota Denjaka, dalam kondisi kaki tangan dan terikat, mereka dilempar dari helikopter ke laut. Dalam tempo singkat, mereka harus bisa melepaskan ikatan di tangan dan kaki itu.” imbuhnya.
Baca Juga: Pernyataan Berbahaya NATO, Buat Perang Rusia-Ukraina Terancam Meluas Hingga ke Eropa
Tak hanya itu, dijelaskan bila guna melatih daya tahan prajurit, mereka juga menjalani survival tengah hutan selama berhasri-hari.
“Biasanya mereka dilepas di tengah hutan angker di Banyuwangi, yaitu Alas Purwo."
Mereka tidak dibekali apa pun, kecuali bayonet dan garam. Tidak ada ransum, korek api, atau bahan bakar.
Operasi senyap di malam hari juga mereka jalani. Mereka melakukan penerjunan dengan parasut dan harus mendarat tepat di sasaran tanpa diketahui musuh.
Seorang prajurit Denjaka juga harus memiliki IQ tinggi. Sebab, mereka harus terlatih mengambil keputusan yang cepat dan tepat, di tengah tekanan operasi, baik individual maupun kelompok.
Secara organisasi, Denjaka berada di bawah Korps Marinir. Tidak ada yang tahu persis berapa jumlah prajurit Denjaka di Indonesia karena detasemen ini bersifat rahasia.