Mobil Berbahan Bakar Bensin dan Diesel Terancam Dilarang Beredar Tahun 2035 di Uni Eropa

- 11 Juni 2022, 20:13 WIB
Anggota parlemen Uni Eropa (EU) mendukung dilarangnya penjualan mobil berbahan bakar bensin dan diesel dengan diganti menjadi listrik.
Anggota parlemen Uni Eropa (EU) mendukung dilarangnya penjualan mobil berbahan bakar bensin dan diesel dengan diganti menjadi listrik. /pexels/ Skitterphoto/

RINGTIMES BANYUWANGI – Pada Rabu, 8 Juni 2022, anggota parlemen Uni Eropa (EU) memihak kepada pihak yang mendukung larangan efektif terhadap penjualan mobil berbahan bakar bensin dan diesel.

Pada pertemuan tersebut, direncanakan mulai dari tahun 2035, semua industri mobil di Eropa dilarang memproduksi mobil berbahan bakar bensin dan diesel dan diharuskan menggunakan listrik.

Parlemen EU menolak upaya melemahkan proposal terkait dengan percepatan peralihan Uni Eropa dalam menggunakan kendaraan berbahan bakar listrik.

Baca Juga: Uni Eropa Beri Beberapa Sanksi Terhadap Rusia

Dilansir dari Reuters, dalam pemungutan suara parlemen sangat mendukung pilar utama dalam rencana Uni Eropa untuk mengurangi emisi pemanasan bumi bersih sebanyak 55 persen ada tahun 2030. Angka tersebut naik dari tingkat pengurangan emisi tahun 1990.

Agar terget tersebut tercapai, dibutuhkan pengurangan emisi lebih cepat dari industri, energi, dan transportasi.

Para anggota parlemen sangat mendukung proposal yang dibuat oleh Komite Eropa pada tahun 2021 silam.

Baca Juga: Resmi, Ukraina Mendaftar Jadi Anggota Uni Eropa

Hal tersebut dilakukan agar pada tahun 2035 dapat dilakukan pengurangan 100 persen emisi karbondioksida (CO2) dari kendaran, khususnya mobil.

Akan tetapi, Upaya beberapa anggota parlemen ditolak, guna melemahkan target pengurangan karbondioksida (CO2) menjadi 90 persen pada tahun 2035 mendatang. Namun undang-undang yang mengatur masalah tersebut belum finish.

Undang-undang tersebut akan mempercepat peralihan Uni Eropa kepada kendaraan bertenaga listrik dan juga mendorong para investor untuk berinvestasi besar-besaran dalam elektrifikasi kendaraan.

Dalam mempercepat pembuatan undang-undang tersebut, ada upaya dari undang-undang EU yakni aturan yang akan me­wajibkan negara-negara ang­gota untuk memasang jutaan pengisi daya kendaraan.

Baca Juga: Aturan Pengadilan Tertinggi Uni Eropa, Jilbab Dapat Dilarang di Tempat Kerja

Mengenai kebijakan pengurangan emisi EU, Ketua Perunding Parlemen, Jan Huitema mengatakan bahwa membeli mobil tanpa emisi, akan jauh lebih murah bagi para konsumen.

”Membeli dan mengendarai mobil tanpa emisi, akan menjadi lebih murah bagi konsumen,” ucapnya.

Ford dan Volvo yang merupakan salah satu dari perusahaan industri yang memproduksi mobil, secara terbuka mendukung rencana EU dalam pelarangan penjualan mobil berbahan bakar fosil dimulai tahun 2035.

Sementara itu, kelompok industri asosiasi mobil Jerman, VDA, melobi anggota perlemen EU untuk menolak pelarangan penjualan mobil bahan bakar fosil di tahun 2035.

Menurut mereka, hal tersebut dinilai terlalu dini bagi EU untuk berkomitmen seperti itu. Soalnya, infrastruktur pengisian daya yang masih minim.

Baca Juga: Uni Eropa Bentuk Badan Pengawas TikTok, Dianggap Membahayakan Keamanan

”Posisi kami trans­paran. Ini adalah misi kami untuk mengembangkan solusi terbaik dengan semua pihak yang terlibat,” kata Juru Bicara VDA, dikutip dari Reuters.

Menurut data penjualan 2021, jumlah mobil listrik dan kendaraan hibrida di Uni Eropa mencapai angka 18 persen.

Tapi, di tahun 2022, menurut Asosiasi Produsen Mobil Eropa, penjualan mobil secara menyeluruh mengalami penurunan di tengah kekurangan semikonduktor.

Transportasi menciptakan seperempat dari emisi pemanasan bumi di Eropa. Gas rumah kaca dari sector transportasi kian meningkat beberapa tahun terakhir.

Kondisi itu mengancam upaya untuk mencegah tingkat perubahan iklim ekstrim.***

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah