Mengasah Penalaran Spasial Anak Di Rumah

15 Agustus 2020, 10:34 WIB
Ilustrasi seorang anak menonton televisi. /Pexels

 

Oleh: Harina Fitriyani, M.Pd

Selama masa tangap darurat Pandemi Covid-19, Mendikbud Nadiem Makarim menegaskan dalam SE No 4 Tahun 2020 bahwa belajar dari rumah melalui pembelajaran daring dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Para guru dan kepala sekolah diminta kreatif untuk menangani keterbatasan yang ada.

Begitu pun orang tua selama mendampingi belajar anak di rumah. Ada banyak aktivitas selama masa di rumah yang bisa digunakan anak untuk belajar, terutama untuk mengasah penalaran spasial anak. Pertanyaannya, bagaimana mengasah penalaran spasial anak di rumah? Mari kita ulas hal itu secara menarik

Merujuk KBBI [daring], mengasah memiliki empat makna. Di antaranya, ‘mempertajam (dengan latihan) pikiran dan sebagainya supaya memiliki kemampuan’. Masih dari sumber yang sama, penalaran memiliki tiga makna.

Baca Juga: Sajak-sajak Sudaryanto

Di antaranya ‘cara (perihal) menggunakan nalar; pemikiran atau cara berpikir logis; jangkauan pemikiran’. Sementara itu, spasial menurut KBBI [daring] artinya ‘berkenaan dengan ruang atau tempat’. Dengan demikian, mengasah penalaran spasial dapat dimaknai dengan mempertajam pikiran supaya memiliki kemampuan berpikir secara logis berkaitan dengan ruang.

Selama masa belajar dari rumah, penalaran spasial anak bisa diasah melalui aktivitas rumahan yang biasa dilakukan anak. Ada tiga komponen penalaran spasial yang bisa dijadikan tolok ukur untuk melatih penalaran spasial anak.

Pertama, orientasi mental yaitu memahami posisi benda-benda di ruang meskipun benda-benda tersebut diubah posisinya sedemikian rupa. Di antara aktivitas rumahan yang dapat mengasah kemampuan orientasi mental anak misalnya orang tua melibatkan anak membantu pekerjaan mengatur furnitur rumah supaya terlihat rapi.

Baca Juga: Iran: Kesepakatan UAE Dan Israel Merupakan Tusukan Dari Belakang Untuk Semua Muslim

Pada aktivitas mengatur furnitur, terkadang diperlukan aktivitas mengukur, menggeser, mengangkut bahkan memiringkan furnitur untuk memudahkan menatanya di rumah. Hal ini terkait erat dengan pemahaman konsep geometri anak, serta latihan melakukan cek dan prediksi mengenai perubahan orientasi benda.

Selain itu, komponen penalaran spasial pertama ini juga bisa diasah melalui aktivitas mencari jalan keluar di dalam sebuah rumah dengan banyak sekat, menentukan posisi kita terhadap benda-benda di ruangan serta menentukan rute perjalanan dalam permainan berkeliling rumah dan halaman. 

Kedua, visualisasi spasial yaitu memahami dan melakukan perubahan secara imajiner terhadap benda dua dimensi dan tiga dimensi. Perubahan yang dilakukan meliputi menyusun, memanipulasi, merotasi, memutar atau membalik gambar atau objek secara mental.

Baca Juga: Memacu Partisipasi Siswa dalam Kelas? Berikut strategi kreatifnya.

Tugas visualisasi spasial menuntut anak untuk menciptakan gambar dalam pikirannya, menahan gambar, dan kemudian secara mental mentransformasi atau memanipulasi gambar itu ke bentuk berbeda.

Selama masa belajar dari rumah, aktivitas yang bisa dilakukan untuk mengasah kemampuan ini di antaranya dengan bermain tangram, pola blok, lego, bermain melipat kertas (origami). Aktivitas bermain ini tentu akan membuat anak tidak bosan selama masa belajar dari rumah. 

Ketiga, relasi spasial diartikan sebagai kemampuan untuk merotasikan objek sebagai keseluruhan secara mental dengan cepat dan tepat. Tugas relasi spasial memerlukan seseorang untuk membayangkan rotasi bentuk geometri dua dimensi dan tiga dimensi yang dapat ditemukan dalam banyak aplikasi menggambar keteknikan dan membayangkan peta dari deskripsi verbal.

Baca Juga: Memacu Partisipasi Siswa dalam Kelas? Berikut strategi kreatifnya.

Untuk mengasah kemampuan relasi spasial anak di rumah bisa dilakukan misalkan dengan meminta anak membantu orang tua mengambil barang di suatu tempat dengan petunjuk verbal, melalui aktivitas menggambar anak diminta menggambar sketsa posisi rumah dengan sekolah atau tempat lainnya, memantau posisi pengemudi pada aplikasi ketika memesan makanan atau mengirim paket menggunakan jasa ojek online, menggambar sketsa posisi rumah dan ODP/PDP di sekitar tempat tinggalnya berdasarkan informasi sebaran ODP/PDP pada aplikasi dari pemerintah, serta membaca peta pada aplikasi Google Map untuk memeriksa  letak suatu tempat.

Apabila aktivitas-aktivitas di atas dikembangkan dengan optimal, maka diharapkan penalaran spasial anak akan meningkat. Selain anak dilibatkan dalam aktivitas rumahan, membantu orang tua, mengisi waktu jeda antara pembelajaran daringnya, kemampuan penalaran spasial anak juga ikut terasah.

Semua aktivitas ini kelak bermanfaat bagi perkembangan kognitif geometri anak. Akhir kata, meskipun anak-anak belajar dari rumah, kita berharap kemampuan penalaran spasial anak akan meningkat. Mengasah penalaran spasial tidak semata dilakukan di kelas melalui latihan soal di atas kertas. Namun ia berkaitan erat dengan aktivitas sehari-hari kita.

 

*)Dosen Pendidikan Matematika FKIP UAD; Mahasiswa S-3 Pendidikan Matematika UPI

 

 

Editor: Sophia Tri Rahayu

Tags

Terkini

Terpopuler