Sabar dan Tawakkal Dapat Dapat Menyembuhkan Corona

- 2 April 2020, 08:30 WIB
ILUSTRASI petugas medis mengenakan alat pelindung diri (APD) dalam menangani pasien virus corona di ruang isolasi.*
ILUSTRASI petugas medis mengenakan alat pelindung diri (APD) dalam menangani pasien virus corona di ruang isolasi.* /REUTERS/

Karena jika tidak, Rumah Sakit berkali-kali “kecolongan” di mana pasien masuk dengan keluhan “bukan gejala Covid-19”  ke IGD, ternyata beberapa hari kemudian setelah dirawat di ruangan biasa dengan penanganan sebagai pasien biasa, pasien mulai menunjukkan gejala Covid-19.

Setelah diuji swab, ternyata positif. Betapa hal ini menggegerkan banyak orang yang pernah berinteraksi dengan penderita.

Baca Juga: Cegah Risiko Penularan COVID-19, Gojek Impor Masker Untuk Mitra Driver

Maka,dalam waktu seminggu lebih dari 50-an orang petugas medis menjadi ODP (orang dalam pengawasan) Covid-19. Di antaranya, ada yang kemudian positif terpapar Covid-19 dan bahkan ada yang meninggal dunia.

Belajar dari kasus-kasus itu maka dilakukan screening ketat pada pasien-pasien yang datang ke IGD. Hasilnya diinfokan ke suami saya, untuk bisa diambil langkah selanjutnya. Jadi, bisa dibayangkan betapa beratnya beban tugas suami saya?

Entah berapa ratus pasien dalam sehari harus ia beri keputusan atasnya. Maka tak heran, jam kerjanya bisa 17-18 jam dalam sehari dengan tidur hanya 4 jam saja.

Baca Juga: UPDATE Pasien Sembuh terkait COVID-19 di Sulsel Semakin Bertambah

Dari semua cerita suami, saya merangkum kisah mengenai para penderita Covid-19 ini menjadi beberapa kriteria.

Pertama. Penderita Covid-19 positif yang berat dan penuh kecemasan. Penderita jenis ini, tidak mampu bertahan lebih lama karena efek pengobatan menjadi lemah akibat psikologis yang amat rapuh.  Ya, tubuhnya tak bisa “diajak bekerja sama” untuk sembuh karena psikosomatis yang berat. Akhirnya perjalanan sakit pasien ini berujung di kamar jenazah.

Kedua. Penderita positif Covid-19 yang berat namun sabar dan tawakkal pada Sang Pemberi Kehidupan. Pasien jenis ini cepat berangsur membaik bahkan sudah bisa berjalan-jalan di ruang isolasinya dan kembali tertawa ceria. Suami pernah bertanya pada seorang pasien laki-laki berusia 34 tahun, “Kemarin itu kenapa sih, napasmu kelihatan berat banget? Sampai meringis-ringis?.”

Halaman:

Editor: Dian Effendi

Sumber: hajinews.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah