Baca Juga: Banyuwangi Zona Merah, Ormas Islam Sepakat Tidak Menggelar Salat Jumat
Jawabnya, “Yaa Allah…Dok…! Menarik udara masuk ke sini (menunjuk dada) saja sudah susah banget, ditambah rasanya juga perrriiiih banget di setiap tarikan. Kaya ada serpihan kaca menusuk-nusuk di dalam, Dok!”
Subhanallah…berat sekali penderitaannya. Namun kini segala puji bagi-Mu Yaa Robb… ia sudah sehat kembali. Setiap suami saya visit, kedapatan ia sedang mendengarkan kajian Islam di gadgetnya. Kalau tidak, suara murottal yang terus berkumandang.
Ya, sakitnya bukan penghalang untuknya semakin dekat dan pasrah pada Allah. Maka kekuatan dan kembali sehat pun menjadi akhir untuk sakitnya.
Baca Juga: Antisipasi Mudik di Tengah COVID-19, Berikut Empat Arahan Presiden
Ada kasus lain. Pasien usia lanjut yang juga kondisinya sudah berat. Allah memberinya anak yang saleh dan sangat berbakti sehingga anak ini memaksa kepada pihak rumah sakit untuk bisa menemani ibunya di ruang isolasi.
Anaknya selalu mendampingi ibunya sambil membaca Alquran, menghibur ibunya dan banyak bertanya kepada perawat tentang cara merawat Ibunya supaya ia tidak perlu sering meminta bantuan perawat.
Ia sangat paham betapa beratnya tugas para perawat ini di masa pandemi ini. Kehadiran anaknya yang memotivasi ibunya ini membuat Ibunya berangsur sembuh. Suami saya baru saja menjawab pertanyaan saya tentang Ibu ini. “Insyaa Allah besok sudah bisa pulang.” Allahu akbar…! Padahal Ibu ini ada co morbid karena usia lanjut. Namun Allah mengijinkannya sembuh…!.
Baca Juga: 10.597 Orang di Jabar Lakukan Rapid Test, 409 Dinyatakan Positif
Ketiga. Penderita Covid-19 ringan yang hatinya diliputi kecemasan dan kepanikan. Penderita ini, tak seberat jenis kedua tadi. Hanya ada sesak sedikit dan demam. Setiap kali suami saya visit, pasien ini sangat banyak bertanya dan tidak mau dokternya pergi. Ketakutannya begitu besar.