Sabar dan Tawakkal Dapat Dapat Menyembuhkan Corona

- 2 April 2020, 08:30 WIB
ILUSTRASI petugas medis mengenakan alat pelindung diri (APD) dalam menangani pasien virus corona di ruang isolasi.*
ILUSTRASI petugas medis mengenakan alat pelindung diri (APD) dalam menangani pasien virus corona di ruang isolasi.* /REUTERS/

Yang menambah masalah adalah, istrinya sejak awal memaksa dengan berbagai cara untuk bisa menemani di ruang isolasi. Dengan berat hati pihak Rumah Sakit mengizinkan. Namun ternyata ini berdampak buruk. Karena istrinya ini juga punya kadar kecemasan, ketakutan dan kepanikan yang sama dengan sang suami.

Setiap hari, kerjanya hanya memarahi perawat yang sangat sering dipanggilnya untuk hal yang tidak urgent. Apa yang terjadi? Pada hari ketiga, suaminya pun meninggal dunia. Padahal kondisi parunya sesungguhnya masih di level “aman”. Ketakutan yang berlebihanlah yang membuat maut cepat menghampirinya.

Baca Juga: Unik ! Game ini Hadir di Indonesia dengan Bahasa Sunda

Keempat. Penderita positif Covid-19 ringan yang selalu berusaha untuk tenang, sabar dan tawakkal. Pihak Rumah Sakit tidak bisa menginapkannya karena kapasitas ruang isolasi penuh. Maka mereka menjalani perawatan di rumah saja dengan mendapat obat dan pemantauan dari suami saya.

Hari ini memasuki hari ke-15 dan kondisi mereka semakin membaik. Tidak ada lagi demam, sakit kepala ataupun pemberat lainnya.

Kelima. Penderita positif Covid-19 yang sangat berat dan sudah tak sadarkan diri. Pasien ini sudah memasuki end stage, di mana kesembuhan adalah mukjizat dari Allah. Namun sampai saat ini, suami saya belum melihat mukjizat itu datang sehingga perjalanan sakitnya pasien ini berujung di kamar jenazah.

Baca Juga: Lafalkan Ketika Sulit Mencari Ide, Berikut Doa agar Diberi Pikiran yang Terang

Nah…dari kelima kriteria pasien di atas, sangat jelas terlihat. Penyakit se-berbahaya Covid-19 dapat sembuh apabila hati penderitanya diliputi ketenangan, pasrah dan tawakkal pada Allah, menggantungkan hidup sepenuhnya pada Allah sambil yakin sepenuhnya bahwa Allah akan menyembuhkan sakitnya.

Yang menyembuhkan bukan obat. Namun rahmat Allah pada mereka yang mau mendekat kepada-Nya.

Jadi, apakah mereka yang wafat, semuanya itu tidak sabar dan tidak tawakkal…? Nanti dulu….. Jangan menyimpulkan seperti itu. Kisah di atas adalah kisah yang mewakili puluhan pasien positif Covid-19 yang ditangani oleh suami saya. Adapun selainnya, saya yakin.. Allah Maha Tahu bahwa kematian lebih baik baginya karena Allah menghadiahinya dengan syahid yang menjadikan Surga nan indah sebagai tempat kembalinya.

Halaman:

Editor: Dian Effendi

Sumber: hajinews.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah