Sriwijaya Air 182, Media asing Sebut Indonesia sebagai Tempat Terburuk Penerbangan

- 16 Januari 2021, 20:15 WIB
tragedi Sriwijaya Air 182, Indonesia disebut sebagai tempat terburuk penerbangan
tragedi Sriwijaya Air 182, Indonesia disebut sebagai tempat terburuk penerbangan /Instagram.com/@militer.udara/

RINGTIMES BANYUWANGI – Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air 182 meninggalkan luka dalam bagi keluarga korban. Bahkan ada media asing yang menyebut Indonesia sebagai tempat terburuk untuk penerbangan.

Salah satu media asing yang menyebut Indonesia sebagai negara terburuk untuk melakukan penerbangan adalah Indian express.

Baca Juga: Usia Sriwijaya Air SJ182 Jadi Sorotan, Ini Pengaruh Umur Pesawat Menurut Kapten Vincent

Baca Juga: Dugaan Pilot Sengaja Jatuhkan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Ini Kata Kapten Vincent

Media ini menyebutkan deretan alasan Indonesia untuk disebut sebagai tempa terburuk untuk melakukan penerbangan.

Telah dikabarkan sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air 182 dipastikan jatuh di perairan kepulauan Seribu pada Sabtu, 9 Januari 2021.

Sebelum insiden jatuhnya Sriwijaya Air 182, Indonesia telah mengalami beberapa kecelakaan dalam dunia penerbangan.

Ringtimesbanyuwangi.com melansir dari Indian Express pada Sabtu, 16 Januari 2021, karena deretan kecelakaan tersebut, Indonesia disebut sebagai tempat terburuk untuk melakukan penerbangan.

Berdasarkan data dari jaringan keselamatan penerbangan, di Indonesia telah terjadi 104 kecelakaan penerbangan dan menyebabkan kematian sebanyak 2.353 korban jiwa.

Sriwijaya Air adalah salah satu maskapai penerbangan domestik terbaru di Indonesia.

Maskapaini melayani berbagai penerbangan dengan tujuan regional seluruh negara di Asia Tenggara.

Menurut beberapa sumber, armada boeing sriwijaya memiliki usia rata-rata sekitar 17 tahun.

Sedangkan armada pesawat dari PT Garuda Indonesia memiliki usia rata-rata 8,3 tahun.

Berdasarkan hal ini, usia pesawat diduga bisa menimbulkan berbagai masalah dalam penerbangan.

Kurangnya perawatan mesin pesawat hingga cuaca yang buruk juga bisa menjadi penyebab jatuhnya pesawat.

Indonesia juga memiliki banyak gunung berapi yang aktif, sehingga gumpalan abu vulkanik di udara dapat menyebabkan mesin pesawat rusak apabila tersedot.

Penyidik mengaitkan kecelakaan Sriwijaya Air dengan berbagai faktor antara lain kinerja pilot, pelatihan pilot, hingga cuaca yang buruk.

Tidak hanya Sriwijaya Air, beberapa perusahaan penerbangan lainnya di Indonesia juga telah mengalami beberapa insiden kecelakaan pesawat.

Sebelumnya tahun pada 2014, pesawat AirAsia Indonesia dengan rute penerbangan Surabaya-Singapura hilang kontak setelah 50 menit lepas landas dari Bandara Juanda Surabaya.

Kecelakaan naas ini menewaskan seluruh kru pesawat yang juga menjadi catatan hitam penerbangan Indonesia.

Menurut KNKT, ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya salah satunya kurang optimalnya perawatan pesawat yang dilakukan oleh perusahaan.

Sementara itu di tahun 2012, telah terjadi kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet yang menabrak gunung salak. Salah satu penyebabnya adalah kelalaian pilot.

Baca Juga: KNKT Beberkan Isi Flight Data Recorder SJ 182 Maksimal 5 Hari dari Sekarang

Baca Juga: Tambahan 6 Kantong Potongan Tubuh dan Barang dari SJ 182

Deretan kecelakaan penerbangan ini tentunya membuat klaim buruk pada dunia penerbangan di Indonesia.

Dengan adanya beberapa kecelakan penerbangan di Indonesia, hendaknya segala pelayanan hingga perawatan mesin harus diperbaiki untuk menghindari kecelakaan yang berulang.***

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Indian Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah