Baca Juga: Wali Kota Bogor Bima Arya Tolak Mentah-mentah PSBB Total: Jangan Bunuh Nyamuk dengan Meriam
Pasukan sekutu ini dipimpin oleh Raja Jan Sobieski dari Polandia, dengan dibantu oleh Duke Charles of Lorraine dari Kekaisaran Romawi Suci.
Belajar dari apa yang dilakukan Perancis, Jan Sobieski mengirimkan ancaman kepada pemimpin pemberontak Hungaria yang bersekutu dengan Turki. Pesannya agar mereka tidak ikut campur dan memanfaatkan situasi.
Ancaman ini ternyata cukup efektif untuk mengamankan Polandia dan Lithuania dari kemungkinan serangan orang-orang Hungaria selama Jan Sobeski pergi.
Pada tanggal 15 Agustus 1683 Jan Sobieski beserta pasukannya berangkat dari Polandia menuju Austria.
Gerakan pasukan kavaleri Polandia berjalan lambat karena mereka harus menembus hutan yang lebat.
Baca Juga: Link Live Streaming Timnas Indonesia vs Arab Saudi di NET TV dan MOLA TV
Sementara itu pasukan dari kerajaan-kerajaan Venesia, Bavaria, Baden, Franconia, Swabia, dan Saxon yang Protestan juga sudah berangkat menuju lokasi konflik.
Pada tanggal 4 September sebuah bom terowongan yang luput dari deteksi berhasil meledak dan merusak satu bagian tembok pertahanan. Pasukan Turki dengan pasukan elit janissary-nya langsung menyerbu ke dalam benteng melalui bagian tembok yang runtuh.
Akan tetapi, pasukan Austria dibantu rakyat sipil memberikan perlawanan hebat dan berusaha menambal benteng yang runtuh dengan kantong-kantong pasir, balok-balok kayu, dan apapaun yang bisa digunakan.
Setelah enam minggu lebih gagal menembus benteng pertahanan kota Wina, sebagian pasukan Turki mulai frustasi dan kehilangan moral. Apalagi, perlawanan yang sengit dari orang-orang Austria telah menimbukan banyak korban tewas dan luka-luka diantara pasukan Turki.
Baca Juga: Akibat Covid-19, Pesanan Peti Jenazah Meningkat 3 Kali Lipat di Jakarta Timur