Sebanyak 50 Orang Tewas Usai Penyerangan Rusia dengan Rudalnya yang Menghantam Stasiun Kereta Api

9 April 2022, 07:07 WIB
Ilustrasi serangan rudal.* /Pixabay/SpaceX-Imagery

RINGTIMES BANYUWANGI - Pemerintah Ukraina mengatakan, bahwa sekitar 50 warga sipil tewas akibat serangan rudal Rusia di stasiun kereta api Kramatorsk, di wilayah timur Ukraina pada Jumat, 8 April 2022. Serangan itu juga menewaskan 5 anak-anak.

Menurut informasi, serangan udara Rusia itu terjadi saat stasiun kereta api dipenuhi warga sipil yang ingin melarikan diri akibat invasi.

Pavlo Kyrylenko selaku Gubernur regional mengatakan jumlah korban tewas itu meningkat menjadi 50 orang dari sebelumnya 39 yang dilaporkan.

Baca Juga: Mahkamah Konstitusi Korea Selatan: Tato Hanya Dapat Dilakukan oleh Tenaga Medis

Dia menyebut stasiun kereta api Kramatosk terkena rudal balistik jarak pendek Tochka U yang berisi munisi tandan (bom yang meledak di udara).

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-Rakyat.com dengan judul: Serangan Rudal Rusia Hantam Stasiun Kereta Api Ukraina, Korban Tewas Meningkat Jadi 50 Orang

"Mereka ingin menabur kepanikan dan ketakutan, mereka ingin mengambil sebanyak mungkin warga sipil," katanya, dikutip dari Reuters.

Penggunaan munisi tandan dilarang berdasarkan Konvensi Munisi Tandan tahun 2008. Rusia belum menandatangani konvensi tersebut tetapi sebelumnya membantah menggunakan amunisi semacam itu di Ukraina.

Baca Juga: Kereta Anti Kiamat Diluncurkan oleh Cina, Akan Membawa Nuklir?

Kantor berita Rusia RIA melaporkan rudal yang disebut menghantam stasiun kereta itu hanya digunakan oleh militer Ukraina. Kementerian Pertahanan Rusia menyebut militer Rusia tidak tidak memiliki target di Kramatorsk.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut serangan di stasiun Kramatorsk di wilayah timur wilayah Donetsk sebagai serangan yang disengaja terhadap warga sipil. Ia juga mengklaim tidak ada pasukan Rusia di stasiun tersebut.

"Pasukan Rusia (menembak) di stasiun kereta biasa, pada orang biasa, tidak ada tentara di sana," katanya kepada parlemen Finlandia dalam sebuah pidato video.

Baca Juga: Vladimir Putin Bersedia untuk Mengakhiri Invasi ke Ukraina dengan 4 Syarat

Wali Kota Kramatorsk, Oleksander Honcharenko memperkirakan sekira 4.000 orang berada di stasiun pada saat terjadinya serangan rudal Rusia tersebut.

"Beberapa orang kehilangan kaki, yang lain lengan. Mereka sekarang menerima bantuan medis. Rumah sakit melakukan sekitar 40 operasi secara bersamaan," kata dia.

Dalam beberapa hari terakhir, pejabat setempat telah mendesak warga sipil untuk melarikan diri dari wilayah timur Ukraina sebelum serangan lebih lanjut diperkirakan terjadi.

Sejak awal invasi, Rusia membantah menargetkan warga sipil Ukraina. Operasi militer khusus Rusia bertujuan untuk melucuti infrastruktur militer Ukraina.(Julkifli Sinuhaji/Pikiran-Rakyat)***

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler