RINGTIMES BANYUWANGI - Di tengah perang antara Rusia dan Ukraina, negara-negara Eropa lainnya sedang menghadapi krisis makanan dan inflasi yang sudah berada di depan mata.
Para pemimpin negara-negara maju yang tergabung dalam Kelompok G7 telah mendiskusikan solusi umum yang dihadapi oleh negara-negara Eropa yang dilakukan di Jerman pada Minggu, 26 Juni 2022.
Topik utama dalam pembahasan pertemuan negara-negara maju dalam Kelompok G7 itu adalah energi, yang mana semakin tinggi harga akibat inflasi.
Baca Juga: Negara G7 Akan Larang Impor Emas Rusia
Hal ini diakibatkan hasil dari demokrasi negara-negara Barat untuk memberikan sanksi Rusia atas invasi Ukraina.
Dalam pertemuan itu negara Kelompok G7 membicarakan solusi baik jangka pendek maupung jangka panjang.
Dilansir dari laman Brussel Time, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan Rencana Marshall sangat dibutuhkan untuk menjaga perekonomian Ukraina tetap berjalan.
Baca Juga: London Jadi Sasaran Utama Rudal Balistik Antarbenua, Rusia: Perlu Dua Menit Saja Hancur
Dimana hal itu bereferensi pada masa setelah Perang Dunia II di mana AS telah mengimplementasikan demi membantu Eropa pada masa itu.
Perhatian utama pengimplementasian ini tak lain adalah pembatasan atas konsekuensi sanksi terhadap Rusia bagi warga negara barat.
Karena para pemimpin khawatir mereka akan kehilangan dukungan untuk Ukraina jika konsekuensinya terlalu parah.
Baca Juga: Negara-Negara Dalam KTT G7 Akan Mendukung Ukraina Tanpa Batas Waktu
Pada sisi lain, bukan hanya Rusia saja yang menjadi masalah bagi Kelompok G7, negeri Asia Timur China saat ini sedang dalam investasi besar-besaran pada negara-negara Asia dan Afrika dalam harapan untuk meningkatkan kekuatan internasional.
Salah satu proyek negara China yang amat dikhawatirkan G7 adalah adalah Jalur Sutra China yang baru saja diperbarui, di mana di sana terdapat jalur perdagangan kuno yang menghubungkan Asia dan Eropa.
Namun, Barat telah mengusulkan lawan barat senilai 600 miliar dolar untuk Jalur Sutra yang baru, karena Biden akan meluncurkan rencana infrastruktur global.
Baca Juga: Presiden Jokowi Pamit Bertolak ke Eropa untuk Ajak Perdamaian Rusia Ukraina
Perubahan iklim juga menjadi kekhawatiran ketiga teratas, karena Jerman dan Italia saat ini telah mulai menggunakan lebih banyak batu bara untuk mengatasi kekurangan gas.
Perhatian terhadap perubahan iklim ini merupakan prioritas jangka panjang G7.
Diketahui negara yang tergabung dalam Kelompok G7 seperti AS, Jepang, Jerman, Inggris, Prancis, Kanada, dan Italia pada pertemuan hari Mingu mengundang beberapa negara berkembang seperti Senegal, Argentina, India, Indonesia, dan Afrika Selatan.***