Baca Juga: Insinyur Indonesia Kabur Saat Proyek KF-21 Boramae Berlangsung, DAPA: Tak Ada Biaya Kontribusi
Dalam hal ini, Korea Selatan bahkan mengirim lima surat yang meminta diadakannya pembicaraan tingkat kerja sejak April.
"Badan Korea Selatan telah mengirim lima surat yang meminta diadakannya pembicaraan tingkat kerja sejak April," tulis Donga.
Indonesia pun mengirimkan balasan dan menginformasikan niatnya untuk mengadakan pertemuan konsultatif tingkat kerja pada akhir Juli.
Namun demikian, rencana itu pun belum ada tindakan.
Pihak oposisi mengatakan pemerintah Korea Selatan hanya terlibat dalam negosiasi pasif.
Baca Juga: Proyek KF-21 Boramae Terancam Gagal, Korea Selatan Cemas Anggaran Indonesia Terkuras
Hal ini pun hanya akan jadi hambatan atau kemungkinan keterlambatan dalam pengembangan jet tempur akibat tidak dibayarnya kontribusi.
"Sesuai dengan prinsip dan akal sehat, satu pihak tidak boleh dipaksa untuk membuat konsesi sepihak. Kita harus membawa situasi yang saling menguntungkan,” kata Kang.
Sebelumnya, rencana Indonesia membeli jet tempur Rafale Prancis, cukup membuat Korea Selatan harap-harap cemas, dilansir dari Zonajakarta.com dengan judul Pantas Ketakutan, Jika Indonesia Batal Bayar Iuran Pesawat KF-21 Boramae, Korea Selatan Akan Alami Kesia-siaan