Akan tetapi, belum jelas jenis senjata apa yang digunakan atau berapa banyak orang yang terbunuh. Namun, para pejabat Ukraina mengatakan sedikitnya 11 orang tewas.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengatakan ada puluhan korban berjatuhan dan menuduh Rusia melakukan kejahatan perang.
"Apa yang saya lihat adalah hal paling gila dalam hidup saya. Saya tidak bisa membayangkan bahwa manusia bisa berperilaku seperti itu dengan manusia lain," tutur Taras Kovalchuk.
Central Café, kedai kopi lokal tempat dia menghabiskan banyak pagi selama bertahun-tahun, telah hancur oleh ledakan itu.
Di lantai atas, jendela di flatnya meledak dan pintu telah terbang dari engsel, kaca dan puing-puing berkarpet lantai, serta perabotan terbalik.
Baca Juga: Di Tengah Konflik Rusia-Ukraina yang Semakin Menegang, Pemerintah Jepang Siap Tampung Pengungsi
Taras Kovalchuk kemudian mengambil tas evakuasi yang telah disiapkannya jika terjadi keadaan darurat saat Rusia meluncurkan invasinya ke Ukraina pada dan berangkat untuk berjalan kaki selama 40 menit ke stasiun kereta api, menavigasi kota yang hancur, yang hampir tidak dikenali, di tengah suara penembakan yang konstan.
Selasa, 1 Maret 2022 menandai pertama kalinya militer Rusia menyerang pusat kota terbesar kedua ukraina, yang populasinya 1,4 juta sebagian besar berbahasa Rusia.
Lingkungan perumahan di Kharkiv pun telah dibombardir selama beberapa hari ini.