Total, ada 50 pesawat kargo yang membawa perangkat keras militer dari AS dan Barat sudah mendarat di Ukraina sebelum dimulainya operasi militer Rusia.
Memasuki bulan pertama 2022, sekitar 2.000 ton senjata modern, amunisi, dan alat pelindung dipasok ke Ukraina.
Baca Juga: Siap Nimbrung Dalam Invasi Rusia ke Ukraina, AS: Semuanya Tergantung Vladimir Putin
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia lebih lanjut menyebut Inggris mentransfer lebih dari 2.000 unit persenjataan anti-tank.
Sebelum operasi khusus dimulai, Rusia sudah mengendus pasokan senjata tersebut. Mereka tegas mengatakan agar AS dan Barat menghentikan hal tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, Moskow beberapa kali meminta Uni Eropa dan NATO untuk menghentikan.
Baca Juga: Volodymyr Zelensky Ingin Mengakhiri Invansi Rusia ke Ukraina: Dunia Perlu Bicara Dengan Putin
Rusia menyebut jika tindakan AS dan Barat memprovokasi rezim Kiev untuk memulai peperangan.
Apa yang dilakukan AS dan Barat saat itu mengancam risiko besar bagi penerbangan sipil dan sistem transportasi lainnya di Eropa dan sekitarnya.
“Penyelenggara pengiriman ini harus menyadari meningkatnya ancaman senjata presisi tinggi yang jatuh ke tangan elemen teroris dan formasi bandit tidak hanya di Ukraina, tetapi juga di Eropa secara keseluruhan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Maria Zakharova.